Sabtu 06 Apr 2019 21:00 WIB

Hindari Konsumsi Karbohidrat Olahan

Karbohidrat olahan memicu craving

Nasi putih sering dihindari karena dianggap sebagai sumber karbohidrat kaya gula.
Foto: dok Republika
Nasi putih sering dihindari karena dianggap sebagai sumber karbohidrat kaya gula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Obesitas pada anak dapat dihindari salah satunya dengan mengurangi konsumsi karbohidrat olahan, demikian saran dokter spesialis anak dari RSCM, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).

"Terapi obesitas pada usia remaja punya tingkat keberhasilan 10-20 persen saja. Kalau enggak mau keto (diet rendah karbohidrat), kurangi konsumsi karbohidrat olahan. Jajanan yang ada di mini market, jika langsung dimakan, akan langsung meningkatkan kadar gula. Indeks glikemik akan langsung tinggi," ujar Piprim di Jakarta, Sabtu (6/4).

Piprim mengatakan karbohidrat olahan seperti yang banyak ditemui di toko ritel justru memicu craving atau ingin mengosumsi suatu terus menerus dan tidak mengenyangkan."Berbeda dengan makanan alami yang langsung diciptakan Allah, misalnya telur, daging, ikan dan bahan pangan lain berikut lemaknya itu mengenyangkan," katanya.

Ketika seseorang mengonsumsi karbohidrat olahan pabrik, lanjut Piprim, orang itu mampu menghabiskan makanan itu dalam jumlah banyak seorang diri. "Itu namanya sugar craving. Siklusnya, insulin naik dulu, sedangkan gulanya turun. Begitu gula turun, dia lapar lagi dan mengambil (makanan) lagi," ujar Piprim.

Para ahli kesehatan menyarankan semua orang mengonsumsi sayuran dan buah meskipun tidak semua buah aman dikonsumsi bagi penderita diabetes, salah satunya pisang.

Piprim mengatakan kadar gula dalam pisang tinggi sehingga justru berbahaya dikonsumsi berlebihan, apalagi jika Anda penderita diabetes.

Satu potong pisang besar bisa mengandung 17 gram atau 4,25 sendok teh gula. Sementara, satu cangkir buah anggur mengandung 15 gram atau 3,75 gram sendok teh gula.

"Buah mesti dicari yang nutrisi tinggi tapi enggak langsung diubah oleh tubuh menjadi gula. Misalnya alpukat, stroberi, atau buah lain keluarga berry, bengkuang, timun dan buah berserat tinggi," kata Piprim.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement