Senin 08 Apr 2019 07:14 WIB

Tiap Harinya, 93 Persen Anak Hirup Udara Berbahaya

Indonesia masuk daftar negara teratas terpapar udara berbahaya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Relawan Greenpeace menunjukan indikator polusi udara saat berada diinstalasi ruangan bebas polusi
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Relawan Greenpeace menunjukan indikator polusi udara saat berada diinstalasi ruangan bebas polusi

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sebuah penelitian State of Global Air, yang diterbitkan oleh Health Effects Institute yang berbasis di AS dan University of British Columbia, mengatakan polusi udara atau udara berbahaya adalah penyebab utama kelima kematian dini di seluruh dunia. Paparan udara berbahaya mengalahkan angka kematian yang disebabkan oleh malaria, kecelakaan, dan kekurangan gizi.

Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap dampak polusi udara, karena mereka bernapas lebih cepat daripada orang dewasa. Sehingga anak-anak menyerap lebih banyak polutan pada saat otak dan tubuh mereka masih berkembang. Data dari badan kesehatan PBB mengatakan bahwa setiap harinya, 93 persen anak-anak di bawah usia 15 tahun menghirup udara yang berbahaya.

Baca Juga

Dilansir Malay Mail, Senin (8/4) polusi udara akan mempersingkat harapan hidup anak-anak yang lahir saat ini, dengan rata-rata berkurang selama 20 bulan. Asia Selatan disebut sebagai wilayah yang memiliki dampak terbesar akibat buruknya polusi udara.

Penelitian itu juga memperingatkan, harapan hidup anak-anak di Asia Selatan bisa berkurang hingga 30 bulan karena kombinasi polusi udara di luar dan di dalam rumah. Karena memang di Asia Selatan, Asia Timur dan Afrika Sub-sahara, paparan polusi udara rumah tangga juga tinggi akibat dari kebiasaan masyarakat membakar batu bara, kayu atau arang untuk memasak dan memanaskan rumah mereka.

Meskipun ada reformasi negara untuk mengurangi tingkat polusi, Cina tetap menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi karena polusi udara. Polusi udara yang buruk bertanggung jawab atas sekitar 852 ribu kematian pada tahun 2017.

Penelitian itu juga menyebut, Indonesia termasuk negara teratas dengan tingkat kematian tertinggi karena polusi udara di Asia bersama dengan Cina, India, Pakistan, dan Bangladesh.

Secara total, penelitian itu menyatakan, secara global pada tahun 2017 sebanyak 147 juta orang meninggal karena polusi. Dan hampir setengah dari populasi dunia terpapar polusi udara rumah tangga, termasuk sekitar 846 juta orang di India dan 452 juta di Cina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement