Senin 08 Apr 2019 20:00 WIB

Minum Jus Seledri Berpotensi Bahayakan Kesehatan

Jus seledri kian menjadi tren karena dianggap menjadi alternatif menyehatkan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Jus seledri
Foto: Wikipedia
Jus seledri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seledri yang tadinya lebih sering digunakan sebagai sayuran pewangi masakan kini justru menjadi tren di kalangan pecinta jus. Jus seledri kian menjadi tren karena dianggap menjadi alternatif menyehatkan, di samping jus buah maupun sayuran lainnya.

Namun menurut laporan terbaru dikutip laman Women's Health, segudang manfaat jus seledri yang digembar-gemborkan masih kurang memiliki bukti kuat. Sebaliknya, jus seledri ada potensi membahayakan kesehatan.

Baca Juga

Secara ilmiah jus seledri belum diverifikasi. Konsultan dermatologis dan juru bicara The British Skin Foundation, Emma Wedgeworth, memberikan pendapatnya. Menurut Emma mengonsumsi setengah liter jus seledri dengan perut kosong, seperti yang disarankan oleh para pecinta minuman ini, rupanya dapat berkontribusi pada tanda-tanda awal penuaan dan meningkatkan risiko kanker kulit.

"Seledri diketahui mengandung psoralens yang dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari UVA," kata Emma.

Tanggapan itu diberikan tidak lama setelah Kim Kardashian baru-baru ini mengunggah postingan melalui akun Instagramnya. Dalam satu postingan, Kim menguji coba jus seledri dalam upaya mengurangi psoriasisnya. Padahal menurut Wedgeworth, sinar matahari UVA bisa mengurangi peradangan psoriasis. Jadi minum banyak jus seledri dan duduk di bawah sinar matahari mungkin akan menimbulkan reaksi di kulit.

"Sementara UVA dapat mengurangi peradangan psoriasis, itu juga dapat meningkatkan penuaan kulit dan risiko kanker kulit," lanjut Wedgeworth.

Seledri disebut banyak ahli kesehatan memang mengandung banyak vitamin dan mineral penting. Namun tidak direkomendasikan untuk memakannya dalam bentuk cair setiap hari. Jus seledri sempat diklaim dapat menyembuhkan penyakit kekebalan tubuh otomatis hingga mencegah kanker dianggap berlebihan.

Ahli diet Natalie von Bertouch menyayangkan mitos tersebut. Dia menyebutkan saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan minum jus seledri akan memiliki manfaat kesehatan yang digadang-gadang tersebut. Jus seledri menurutnya bukan minuman super.

Mengkonsumsi seledri dalam bentuk jus bahkan bisa menghilangkan banyak serat makanan yang bermanfaat. Belum lagi dapat berdampak negatif pada orang-orang dengan obat antikoagulan karena kandungan vitamin K yang tinggi sehingga mempengaruhi pembekuan darah. Seledri memiliki FODMAP yang cukup tinggi sehingga dapat memperburuk gejala bagi pengidap sindrom iritasi usus.

"Saya memilih untuk makan seledri daripada meminumnya," kata von Bertouch.

Mengonsumsi seledri dengan tidak mencairkannya adalah metode yang tidak berbahaya dan dapat membantu memberikan asupan nutrisi tambahan. Tetap saja pola makan seimbang lebih menjanjikan ketimbang hanya meminum jus seledri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement