Senin 08 Apr 2019 16:02 WIB

Lima Kesalahan Umum Perawatan Vagina

Karena vagina bisa membersihkan sendiri bukan berarti tidak perlu perhatian ekstra

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Simbol wanita (ilustrasi)
Simbol wanita (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Vagina ibarat mesin pembersih sendiri. Hampir setiap hari, vagina membersihkan sendiri asam amino berlebih, protein, dan asam lainnya agar tetap bersih dan sehat. Tapi hanya karena 'membersihkan sendiri', tidak berarti kaum hawa tidak perlu memberi perhatian ekstra pada area paling intim dan sensitif dari tubuh ini.

Area yang terpapar secara eksternal dikenal sebagai vulva dan termasuk labia, klitoris, dan lubang vagina.Sebagian besar produk perawatan feminin diformulasikan untuk digunakan pada area eksternal ini, bukan di dalam vagina.

Baca Juga

Seperti kulit di seluruh tubuh kita, ada keseimbangan bakteri baik yang berada di vulva. Keberadaan mikrobioma ini membantu menjaga vulva sehat karena mengatur pH-nya dan membantu mencegah infeksi potensial. Berikut adalah kesalahan perawatan vagina yang biasa dilakukan wanita ketika membersihkan vagina mereka seperti dilansir dari laman Women Weekly.

1. Mencukur rambut kemaluan sampai habis

Menghilangkan rambut kemaluan telah lama dikabarkan sebagai cara paling higienis untuk menjaga kebersihan vagina. Namun yang ada justru sebaliknya. Rambut vagina ada karena suatu alasan. Ini adalah cara alami untuk memastikan bahwa lipatan halus kulit vagina tidak saling menempel sehingga mencegah ruam dan infeksi. Rambut kemaluan juga menjebak bakteri yang dapat menyebabkan infeksi seperti infeksi saluran kemih.

2. Menggunakan sabun wangi

Sabun atau pembersih beraroma dapat mengacaukan keseimbangan pH tubuh bahkan mungkin menyebabkan infeksi jamur. Tisu beraroma dan pewangi yang dipasarkan khusus untuk vagina dapat mengiritasi kulit sensitif di sekitar organ intim ini.

Sebelum menggunakan produk perawatan kulit pada vulva Anda, pentinng untuk membaca label dengan jelas. Ini karena area tersebut sangat sensitif dan kulit lebih tipis daripada tempat lain di tubuh.

Sebagai pedoman umum, segala sesuatu yang keras atau apapun yang mengandung alkohol, wewangian buatan, sulfat, dan paraben harus dihindari. Selalu periksa ke dokter kandungan sebelum Anda memberikan produk apa saja pada vulva dan lakukan uji tempel agar aman.

3. Tidak membersihkan labia

Bakteri tidak diinginkan terkadang dapat terakumulasi ke dalam lipatan labia. Sangat penting untuk membersihkannya secara menyeluruh sebelum dapat menyebabkan infeksi.

4. Menggosok vagina terlalu keras

Meskipun penting untuk dibersihkan secara menyeluruh, menggosok terlalu keras terutama dengan waslap atau loofag dapat mengiritasi kulit dan menyebabkannya pecah atau mengelupas. Jika kulit menjadi merah dan gatal, jaga agar area kering dan taruh antiseptik atau petrolium jelly agar tetap bersih dan lembab.

Kenakan pakaian longgar dan hentikan hubungan hubungan seks selama beberapa hari. Mandi air hangat juga dapat memungkinkan bakteri E. coli menaiki saluran kemih yang kemudian akan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).

5. Lupa buang air kecil setelah berhubungan intim

Membersihkan vagina dengan cara yang benar mungkin sesederhana kencing setelah berhubungan seks. Buang air kecil dapat menghilangkan bakteri yang tidak dibutuhkan tubuh khususnya uretra, tempat keluarnya urine. Kencing setelah berhubungan seks sangat penting karena bakteri di dalamnya dapat menyebabkan ISK. Jika tidak diobati, infeksi dapat menjalar ke ginjal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement