Rabu 10 Apr 2019 12:14 WIB

Lewatkan Tabir Surya di Kelopak Mata Berpotensi Kanker Kulit

Kelopak mata termasuk bagian kulit yang rentang karena tidak terlindung tabir surya

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Berjemur di bawah sinar matahari (Ilustrasi)
Foto: Womanitely
Berjemur di bawah sinar matahari (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menemukan adanya penambahan potensi risiko kanker kulit bagi orang-orang yang menggunakan pelembab dengan tabir surya yang mengandung SPF namun melewatkan beberapa titik di wajah. Para peneliti di Universitas Liverpool menemukan banyak area kulit yang rentan, seperti kelopak mata, yang dilewatkan saat menggunakan pelembab mengandung SPF di wajah.

Studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS One itu mempelajari bagaimana 84 orang menggunakan baik pelembab ber-SPF dan tabir surya ke wajah mereka. Mereka terdiri atas 62 wanita dan 22 pria.

Baca Juga

Para peserta diminta mendokumentasikan proses penggunaan keduanya dengan mengambil foto dengan kamera yang sensitif dengan ultraviolet. Dokumentasi itu bisa membuat para peneliti mengidentifikasi area wajah yang terlewat akan pelembab dan tabir surya.

Para periset menemukan ketika pelembab ber-SPF digunakan, sebanyak 16,6 persen area wajah keseluruhan, terlewati. Lalu, ketika tabir surya digunakan hanya ada 11,1 persen area wajah yang terlewati.

Penemuan ini menjelaskan adanya perbedaan dikarenakan pengurangan area pada wajah, terutama di sekitar kelopak mata. Hal itu dengan cakupan area 21 persen lebih rendah dengan pelembab dan 14 persen dengan tabir surya.

Selanjutnya, para peserta juga menjawab kuesioner mengenai kebiasaan penggunaan pelembab ber-SPF dan tabir surya. Hasilnya menunjukkan kebanyakan orang tak menyadari bahwa mereka tak sepenuhnya mengolesi keseluruhan wajah.

“Saat menggunakan tabir surya dan pelembab, area di sekitar mata sering terlewat terutama di dekat hidung. Peserta menutupi area wajah yang lebih kecil saat menggunakan pelembab dibandingkan dengan tabir surya,” kata para peneliti dilansir Independent pekan lalu.

Para peneliti menyimpulkan masyarakat harus memberikan lebih banyak perhatian pada bagian mata saat menggunakan pelembab atau tabir surya. Ini mengingat seberapa tipis area kulit di sekitar mata. "Metode alternatif untuk melindungi kelopak mata harus dipertimbangkan seperti kacamata hitam UV filter,” kata para peneliti.

Pelembab tidak diaplikasikan dengan baik sebagai tabir surya. Jika dalam waktu sehari akan ada paparan sinar matahari yang berkepanjangan, para peneliti menyarankan untuk menggunakan tabir surya.

“Jika menggunakan pelembab, kami sarankan yang mengandung SPF apa pun lebih baik daripada tidak, tetapi tidak boleh dianggap sama dengan tabir surya,” tambah mereka.

Ahli estetika medis senior di studio perawatan kulit Young LDN, Gigi Shaker, menyarankan untuk menggunakan kembali tabir surya sebanyak dua kali sehari. Namun jika seseorang akan bekerja atau menghabiskan banyak waktu di luar, maka dia harus menerapkannya setiap dua jam.

"Gosokkan dengan lembut ke wajah Anda secara merata dan pastikan untuk menerapkannya di seluruh wajah Anda untuk cakupan penuh," sarannya. Jika kita menyentuh wajah, berkeringat atau berolahraga air, dan bahkan menggosok kulit maka tabir surya menghilang dari kulit dengan cepat.

Paparan sinar matahari yang berlebihan pada area kelopak mata telah dikaitkan dengan karsinoma sel basal (BCC). Ini merupakan kanker kulit non-melanoma yang paling umum terjadi pada area seperti wajah, kepala, telinga, dan leher. BCC juga merupakan jenis paling umum dari semua kanker kulit di Inggris.

Untuk melindungi kulit wajah dari sinar matahari, British Skin Foundation menyarankan untuk memakai tabir surya dengan SPF perlindungan tinggi. SPF yagn disarankan yaitu SPF 30 atau lebih dan mengenakan kacamata hitam pelindung UV.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement