Selasa 16 Apr 2019 17:00 WIB

Kasus Bayi Telan Koin, Magnet Mini, dan Mainan Kian Banyak

Angka kunjungan ke UGD meningkat di kasus bayi telan koin, magnet, dan mainan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi. Di Amerika Serikat, angka kunjungan kegawatdaruratan meningkat akibat bayi menelan koin, magnet mini, dan mainan.
Foto: Pixabay
Bayi. Di Amerika Serikat, angka kunjungan kegawatdaruratan meningkat akibat bayi menelan koin, magnet mini, dan mainan.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Saat ini telah banyak imbauan kepada para orang tua yang memiliki anak bawah tiga tahun (batita) dan bawah lima tahun (balita) untuk menjaga anak-anaknya saat bermain dengan benda yang dia pegang. Anak-anak, terutama yang baru akan tumbuh gigi, pasti gemar memasukkan barang melalui mulutnya.

Sayangnya, masih banyak juga anak-anak yang kurang pengawasan hingga membuat benda-benda pun masuk ke dalam mulut dan tertelan secara tak sengaja. Dilansir The Associated Press, studi baru menjelaskan, jumlah anak-anak yang dibawa ke ruang gawat darurat di Amerika Serikat (AS) karena menelan mainan, koin, baterai, dan benda lain, meningkat hampir dua kali lipat.

Pada 2015, ada hampir 43 ribu kunjungan semacam itu dialami oleh anak-anak di bawah 6 tahun. Jumlah tersebut lebih banyak dari pada data pada 1995 yang tercatat sebanyak 22 ribu kunjungan.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics itu menunjukkan, angka tersebut melonjak drastis. Dari hampir 10 per 10 ribu kunjungan kedaruratan, bayi yang dibawa ke UGD akibat menelan benda-benda kecil menjadi 18 per 10 ribu kunjungan.

“Peningkatan itu menjadi peringatan kita semua,” kata penulis utama dan seorang dokter gastrointestinal, dr Danielle Orsagh-Yentis, di Rumah Sakit Anak Nationwide di Columbus, Ohio.

Orsagh-Yentis mencatat semakin banyak produk konsumen menggunakan baterai ukuran kecil yang berpotensi berbahaya. Contohnya, remote televisi, termometer digital, dan mainan yang dikendalikan dari jarak jauh. Penggunaan perangkat tersebut kemungkinan berkontribusi pada peningkatan kunjungan bayi yang menelan baterai ke unit gawat darurat.

Dia mengatakan, minatnya untuk mempelajari tren dimulai selama pelatihannya. "Ketika kami semua dipanggil di tengah malam pada jam-jam tak terduga untuk mengeluarkan benda asing baik dari kerongkongan atau perut anak-anak,” kata dia.

Tim risetnya menganalisis basis data nasional tentang kunjungan ruang gawat darurat non-fatal untuk anak-anak di bawah usia enam tahun. Studi menjelaskan, hampir 800 ribu anak dirawat selama bertahun-tahun setelah menelan benda asing, termasuk koin, baterai, dan mainan.

Sementara, 90 persen anak-anak yang dirawat dipulangkan ke rumah tanpa dirawat di rumah sakit, anak-anak dengan cedera dalam dan yang meninggal pun telah dilaporkan. Baterai dan magnet kecil berdaya tinggi memang sering dijual sebagai mainan meja untuk orang dewasa. Namun, benda-benda itu merupakan benda-benda yang paling berbahaya bagi bayi.

Ketika anak-anak menelan lebih dari satu magnet yang kuat, benda-benda dapat menarik masing-masing di dalam usus. Hal itu dapat membuat lubang berlubang di perut yang dapat menyebabkan keracunan darah dan berpotensi mengancam jiwa.

Dalam beberapa tahun terakhir, Komisi Keamanan Produk Konsumen AS juga telah mengeluarkan peringatan keselamatan dan perintah untuk menghentikan penjualan sejumlah magnet. Hal itu didasarkan adanya laporan dari lusinan rumah sakit dan setidaknya satu kematian balita.

Lembaga itu juga telah memperingatkan tentang bahaya dari baterai seukuran kancing. Bila baterai itu tertelan, dapat memicu reaksi kimia yang dapat membakar lubang melalui jaringan di dalam tenggorokan.

“Anak-anak yang menelan baterai atau magnet dapat muntah atau mengeluh sakit perut. Mereka harus dibawa ke ruang gawat darurat secepat mungkin," kata Orsagh-Yentis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement