Rabu 24 Apr 2019 11:35 WIB

Cara Mengatasi Keringat Berlebih

Kualitas hidup seseorang terdampak secara substansial oleh keringat berlebih.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Keluar keringat tanpa gerak tubuh atau olahrga itu hanya akan kehilangan cairan, bukan kalori, kecuali keringat tersebut dari hasil olah tubuh maka kalori akan ikut terbuang.
Foto: conciuslifenews
Keluar keringat tanpa gerak tubuh atau olahrga itu hanya akan kehilangan cairan, bukan kalori, kecuali keringat tersebut dari hasil olah tubuh maka kalori akan ikut terbuang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkeringat berlebihan memang tak nyaman. Orang yang mengalaminya bahkan ada yang sampai merasa malu dengan keringatnya dan sejumlah orang sampai menghindari hubungan intim karena hal ini.

Direktur Institut Serikat Penelitian Ilmu Kesehatan, Universitas De Montfort, Louise Dunford memahami betul ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh keringat berlebih. Dalam dunia medis, kondisi itu dikenal sebagai hiperhidrosis.

Baca Juga

Ada sejumlah perawatan yang tersedia untuk hiperhidrosis. Terapinya tergantung pada area tubuh yang terkena.

Perawatan sementara meliputi penggunaan antiperspiran kuat yang mengandung aluminium klorida dan lontophoresis. Sebagai bentuk terapi, tangan atau kaki yang mengalami keringat berlebih direndam dalam air yang dilewati arus listrik tegangan rendah.

Perawatan lainnya adalah botox yang bekerja dengan cara memblokir bahan kimia di ujung saraf sehingga tidak bisa mengaktifkan kelenjar keringat. Ada juga obat oral yang disebut anti-kolinergik yang juga bekerja dengan menghalangi ujung saraf di seluruh tubuh. Tapi ini semua bersifat sementara dan tidak bekerja untuk semua orang.

Antiperspiran dapat menyebabkan iritasi kulit,dan obat-obatan oral menghambat ujung saraf di seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan efek samping seperti mulut kering dan masalah buang air kecil. Botox dan iontophoresis perlu diulangi secara teratur dan bisa mahal.

Ada juga beberapa solusi permanen yang tersedia. Beberapa penderita telah menjalani operasi untuk mengangkat atau menghancurkan kelenjar keringat di area lokal, seperti ketiak atau simpatektomi toraks endoskopi (ETS), di mana saraf yang mengendalikan keringat dipotong.

ETS efektif dalam mengurangi keringat pada area yang dituju, tetapi dapat menyebabkan efek samping yang sangat serius seperti kerusakan saraf atau organ. Sebagian besar pasien berakhir dengan beberapa tingkat keringat di daerah lain, yang dikenal sebagai keringat kompensasi dan ini bisa lebih buruk daripada masalah aslinya.

Alhasil, operasi tersebut umumnya hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Perawatan permanen yang lebih baru menggunakan energi elektromagnetik untuk menghancurkan kelenjar keringat.

Meskipun merupakan kondisi kulit yang umum, hiperhidrosis tidak diketahui secara luas dan penelitian tentang ini sangat kurang didanai. Meningkatkan kesadaran adalah kunci. Jangan ragu untuk meminta bantuan dan saran tenaga kesehatan untuk mencari solusi keringat berlebih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement