REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapapun dapat mengalami stretch mark meski perempuan lebih berisiko daripada kaum pria. Dermatolog dari klinik Harley Injectables, Alice Jenkins, mengatakan penggunaan krim dan minyak yang sudah beredar di pasaran adalah metode paling terjangkau mengatasi stretch mark.
Sebanyak 90 persen perempuan dalam populasi dunia akan mengalami gurat peregangan alias stretch mark dalam hidupnya. Kehamilan, pubertas, dan penambahan berat badan drastis adalah sejumlah penyebabnya.
Jenkins merekomendasikan krim yang mengandung vitamin A (retinol) guna merangsang produksi kolagen sehingga penampilan kulit berangsur kembali seperti semula. Tetapi dia mengatakan itu tidak dianjurkan saat sedang hamil atau menyusui.
"Apabila diterapkan secara teratur, krim topikal dapat meringankan dan menyamarkan tanda peregangan, tetapi mungkin tidak sepenuhnya menghilangkannya," katanya seperti dikutip dari laman Net Doctor.
Menggunakan produk yang mengandung pelembap alami juga bisa menjadi cara lain. Misalnya mengoleskan cocoa butter, minyak kelapa, minyak zaitun, dan lidah buaya. Kandungan alaminya akan mempertahankan serat elastis pada kulit.
Jenkins menyampaikan sebagian orang menjajal perawatan laser yang memang efektif, tetapi tidak menghapus stretch mark sepenuhnya. Laser yang menembus kulit hanya memicu regenerasi dan merangsang pertumbuhan jaringan di sekitar guratan.
Prosedur lain yang disebutkan Jenkins adalah microneedling. Dalam prosedur ini, jarum kecil ditusukkan ke jaringan tengah kulit atau dermis untuk memicu produksi kolagen. Kolagen dan elastin berfungsi meningkatkan proses regenerasi kulit.
Selain perawatan dan pengobatan topikal, menerapkan diet sehat dengan nutrisi seimbang sangat penting. Pilih makanan yang mengandung nutrisi baik untuk kulit seperti vitamin A, vitamin C, niasin, biotin, dan seng, ditambah minum cukup air sehingga tubuh dan kulit tetap terhidrasi.