Rabu 08 May 2019 19:00 WIB

Ini Alasan Kita tak Boleh Lewatkan Sahur

Sahur penting terutama jika kita tidak makan minum apapun sampai malam

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Makanan mengandung protein hewani
Foto: Netdoctor
Makanan mengandung protein hewani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sahur seperti halnya sarapan pada hari-hari biasa, sangat penting untuk menguatkan tubuh. Sahur penting terutama ketika kita tidak makan atau minum apapun sampai malam.

Meskipun banyak yang lebih suka tidur daripada bangun untuk makan sahur, penting untuk merehidrasi tubuh kita dan mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan sepanjang hari. Menurut Ketua Program Nutrisi dan Diet Universiti Sains Malaysia (USM), Hamid Jan Jan Mohamed, ada kesalahpahaman umum bahwa makan nasi porsi besar selama sahur akan membantu kita tetap kenyang saat berpuasa di siang hari.

Baca Juga

Faktanya, menyantap sejumlah besar karbohidrat selama sarapan atau sahur akan menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah. Jika tubuh sehat, maka lonjakan glukosa darah akan dengan cepat diturunkan oleh hormon insulin.

Ini kemudian diikuti oleh apa yang disebut tabrakan gula. Tabrakan gula akan memicu otak untuk berpikir kita membutuhkan lebih banyak glukosa dan mengaktifkan hormon-hormon kelaparan.

“Jika saya membandingkan seseorang makan makanan tidak sehat yang mengandung banyak karbohidrat olahan dan gula untuk sahur, dengan seseorang yang memiliki makanan seimbang yang kaya dengan protein, serat, indeks glikemik rendah (GI) makanan dan air, yang pertama akan lebih lelah saat puasa daripada yang terakhir," jelas Hamid seperti dilansir Star2, Rabu (8/5).

Adapun mereka yang lebih memilih untuk melewatkan sahur akan merasa sangat lelah menunggu buka puasa. Seseorang yang melewatkan sahur kemungkinan akan mengalami tabrakan gula ketika mereka tidak dapat makan selama beberapa jam (sampai berbuka puasa) setelah bangun tidur. Kondisi ini memicu rasa lapar yang akan tetap ada bersama mereka sepanjang hari.

Hamid mengatakan begitu kadar glukosa kita turun, otak akan segera mendeteksi perubahannya. Ketika otak merasakan kadar glukosa yang rendah dan abnormal, otak akan mengirim sinyal ke perut untuk mulai mengisi ruang kosong. “Lapar menyala, kenyang (perasaan kenyang) mati," ungkapnya.

Tetapi ini tidak berarti kita harus menghindari karbohidrat sepenuhnya selama sahur. Kuncinya adalah makan makanan seimbang dengan semua kelompok makanan penting.

Orang Malaysia, sebagaimana Indonesia, sangat terikat dengan nasi di piring mereka sampai kadang lupa memasukkan protein. Ini menciptakan ketidakseimbangan dalam diet kita ketika protein seharusnya membentuk 30 persen dari diet.

"Namun itu juga tidak berarti bahwa beras tidak boleh ada di sana," kata Hamid. Ia menegaskan buah-buahan dan sayuran juga merupakan komponen penting dari diet seimbang.

Protein seperti ikan, ayam, telur, tempe, dan kedelai tinggal lebih lama di tubuh kita. Makanan-makanan itu tidak akan memicu pusat kelaparan di otak untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan karbohidrat.

Karena itu, makan sahur berbasis protein seimbang adalah pilihan terbaik. Ini karena sahur protein tidak akan meningkatkan kadar glukosa terlalu tinggi sehingga mengurangi rasa lapar sepanjang hari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement