Jumat 10 May 2019 06:52 WIB

ARV Satu-Satunya Obat yang Direkomendasikan untuk HIV/AIDS

ODHA harus tetap mengonsumsi ARV dan jangan konsumsi obat alternatif

Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS.
Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Dinas Kesehatan Papua Alosius Giay mengatakan, ARV (anti retra virus) hingga kini masih menjadi satu-satunya obat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pengidap HIV/AIDS. Karena itu pihaknya berharap agar orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap mengonsumsi ARV.

"Jangan beralih ke pengobatan lainnya dan tetap mengonsumsi ARV," kata Giay dalam keterangan persnya di Jayapura, Kamis (10/5).

Baca Juga

Dia mengatakan jika saat mengkonsumsi ARV mengalami efek samping diharapkan berkonsultasi dan bukan berhenti. Apalagi menggantikannya dengan obat alternatif lain yang belum terbukti khasiatnya.

ARV mampu menurunkan jumlah virus dengan menekan tumbuh kembang biak virus di dalam tubuh manusia. ARV dapat mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, dan meningkatkan kualitas hidup.

Dari laporan bulanan data layanan medis penderita HIV/AIDS di Papua hingga Maret 2019 jumlah ODHA yang masuk perawatan mencapai 33.955 orang. Jumlah ODHA yang pernah mengonsumsi ARV 21.788 orang, dan yang rutin mengkonsumsi ARV hanya 6.534 orang.

Mantan Direktur RSUD Abepura dan RSUD Jayapura itu mengatakan Dinas Kesehatan Papua akan memperluas jaringan layanan ARV hingga ke puskesmas. Dinkes Papua juga mendorong keterlibatan kader kesehatan dalam pendampingan ODHA serta memperkuat petugas kesehatan dalam konseling kepatuhan minum ARV. Pada 2030 mendatang, Papua ditargetkan bebas HIV/AIDS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement