Jumat 10 May 2019 11:11 WIB

Studi: Gangguan Tidur Bisa Picu Kanker Prostat

Hubungan gangguan tidur dan kanker prostat didapat setelah menganalisa 80 ribu pasien

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Pria tertidur/ilustrasi
Foto: pixabay
Pria tertidur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli dari Universitas Sains dan Teknologi Taiwan menemukan kanker prostat dapat berkaitan dengan kesulitan tidur. Hal itu disimpulkan setelah mereka menganalisa lebih dari 80 ribu pasien dengan kesulitan tidur antara tahun 2000 hingga 2010.

Tidak hanya kesulitan tidur atau insomnia, pasien juga mengeluhkan kelelahan yang berlebihan, mimpi buruk, berjalan dalam tidur, sleep apnea, dan sebagainya. Subjek penelitian memiliki usia rata-rata 48 tahun hingga lebih dari 65 tahun.

Baca Juga

Setelah diteliti, para ahli menemukan pasien berusia 65 atau lebih dengan gangguan tidur memiliki 1,35 kali lipat peningkatan risiko kanker prostat dibandingkan dengan mereka yang tidur nyenyak. Di sisi lain, pasien semua usia dengan gangguan tidur memiliki risiko kanker prostat sebesar 51 persen dari mereka yang tidak mengalami gangguan tidur.

“Kami menemukan pasien dengan gangguan tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat yang meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, menangani masalah tidur dengan tepat adalah masalah kesehatan yang sangat penting, terutama karena jumlah orang dengan gangguan tidur terus meningkat," kata penulis utama penelitian, Wei-Sheng Chung seperti dikutip dari Express, Jumat (10/5).

Meski begitu, hingga kini Chung belum menemukan hubungan yang jelas antara kanker prostat dengan gangguan tidur pada malam hari. Namun ia menduga hal itu mungkin berkaitan dengan masalah hormon melatonin (pengatur siklus tidur dan bangun).

Chung mengatakan pria dengan masalah tidur memiliki lebih sedikit kadar melatonin dalam urin pagi mereka. "Setelah diamati melatonin itu berfungsi menghambat perkembangan kanker. Kurang tidur dapat menyebabkan penekanan kekebalan dan mengaktifkan sitokin perangsang kanker alias protein sel," kata dia.

Chung menambahkan pasien dengan gangguan tidur dikaitkan dengan kebiasaan tidak sehat termasuk konsumsi alkohol berlebihan dan merokok. Dua kebiasaan itu terkait dengan risiko kanker prostat.

Spesialis kanker prostat dan ahli onkologi dari Praha Republik Ceko, Jiri Kubes, menanggapi penelitian itu. Kubes menjelaskan meskipun ada penelitian substansial dalam masalah ini, faktor risiko untuk kanker prostat masih belum diidentifikasi secara meyakinkan.

“Kurang tidur dikaitkan dengan segala macam risiko kesehatan, termasuk obesitas, penyakit jantung dan diabetes. Jadi tidak mengherankan bahwa itu juga bisa dikaitkan dengan kanker prostat," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement