REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengeluarkan surat edaran kepada semua Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan penjagaan secara preventif di setiap pintu masuk negara. Upaya preventif guna mengantisipasi penularan cacar monyet atau monkeypox, terlebih Kemenkes Singapura telah mengumumkan bahwa kini penderita cacar monyet ada di negaranya.
“Insya Allah tidak akan jadi wabah di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Anung Sugihantono saat dihubungi Republika, Senin (13/5).
Anung mengimbau, agar masyarakat selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun. Lalu hindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
Selain itu, untuk mengantisipasi penularan monkeypox masyarakat juga diimbau untuk menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Kemudian, hindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
Anung juga menyarankan, setiap orang yang baru melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.
“Informasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya. Petugas kesehatan juga saya imbau agar menggunakan sarung tangan dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit,” tegas Anung.
Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengonfirmasi kasus monkeypox atau cacar monyet pertama terjadi di negaranya. Satu orang yang terinfeksi berasal dari Nigeria. Pasien itu adalah seorang Nigeria berusia 38 tahun yang tiba pada 28 April dan dinyatakan positif terkena virus pada 8 Mei.