Jumat 17 May 2019 22:04 WIB

Aktivitas Fisik Ringan Buat Otak Awet Muda

Otak manusia umumnya akan mengecil seiring dengan bertambahnya usia

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Berjalan dapat menjaga otak awet muda. Ilustrasi
Foto: TimesofIndia
Berjalan dapat menjaga otak awet muda. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otak manusia umumnya akan mengecil seiring dengan bertambahnya usia. Volume otak diperkirakan menyusut sektiar 0,2 persen per tahun ketika seseorang sudah memasuki usia 60 tahun. Penyusutan otak kerap dikaitkan dengan masalah kognitif.

Penelitian terbaru yang dimuat dalam JAMA Network Open mengungkap ada satu cara sederhana unutk memperlambat proses penuaan pada otak ini. Cara sederhana tersebut adalah melakukan aktivitas fisik ringan satu jam lebih banyak.

Baca Juga

Penelitian yang dilakukan pada orang dewasa paruh baya ini menemukan aktivitas fisik ringan satu jam lebih banyak berkaitan dengan meningkatknya volume otak sebesar 0,22 persen. Aktivitas fisik berintensitas sedang yang dilakukan selama 10-19 menit per hari juga berkaitan dengan peningkatan volume otak sebesar 0,29 persen. Beberapa contoh aktivitas fisik berintensitas sedang adalah jalan cepat.

Berdasarkan penelitian terbaru ini, kebiasaan berjalan kaki sudah dapat memberi manfaat bagi otak. Orang-orang yang berjalan kaki setidaknya 7.500 langkah per hari memiliki volume otak yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang berjalan kaki kurang dari 7.500 langkah per hari.

Seperti dilansir Reuters, dalam otak manusia seharusnya tidak memiliki banyak ruang kosong yang tak terisi dengan jaringan otak. Ketika ada banyak ruang kosong di tengkorak yang tak terisi jaringan otak, kemungkinan otak menyusut atau terjadi atrofi otak.

"Ini berkaitan dengan demensia," jelas salah satu peneliti Nicole Spartano dari Boston University School of Medicine.

Jika di masa muda atau masa paruh baya seseorang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, mereka kemungkinan akan masuk ke masa tua dengan volume otak yang lebih kecil. Kondisi ini tentu akan merugikan mereka di kemudian hari.

"Beberapa orang dewasa mungkin memasuki usia yang lebih tua dengan volume otak yang lebih rendah," ungkap Spartano dan tim penelti lain dalam laporan jurnal.

Namun perlu diingat bahwa studi yang dilakukan Spartano dan tim penelitinya merupakan studi observasi. Temuan dalam studi ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab dan akibat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam terkait aktivitas fisik dan otak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement