Senin 27 May 2019 13:58 WIB

Konsumsi Keripik Kentang Selama Hamil Bisa Bahayakan Janin

Kandungan lemak dan minyak yang berlebihan dari keripik tidak bagi bagi ibu hamil.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Keripik kentang.
Foto: Pixabay/PDPics
Keripik kentang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menyatakan, wanita hamil harus menghindari makan terlalu banyak minyak sayur dan keripik kentang. Pola makan semacam itu dapat mengakibatkan peningkatan risiko komplikasi kehamilan dan perkembangan janin yang buruk.

Studi yang diterbitkan di The Journal of Physiology menyatakan, makanan seperti keripik kentang dan minyak nabati mengandung lemak omega 6, terutama asam linoleat. Kandungan itu kalau dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan peradangan dan mungkin dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Baca Juga

Wanita hamil selalu disarankan tentang kebiasaan makan karena memiliki dampak langsung pada perkembangan internal dan eksternal anak yang belum lahir. Hal ini pun berlaku untuk efek dari konsumsi keripik kentang dan minyak sayur.

"Penting bagi wanita hamil untuk mempertimbangkan pola makan mereka, dan penelitian kami adalah contoh lain berpotensi mengonsumsi terlalu banyak jenis nutrisi tertentu dapat berdampak negatif pada bayi yang sedang tumbuh," kata pemimpin penelitian Deanne Skelly, dikutip dari Indian Express, Senin (27/5).

Temuan baru ini menemukan makan diet dengan asupan asam linoleat tiga kali sehari yang direkomendasikan mungkin berbahaya pada kehamilan. Selama penelitian, tim peneliti memberi makan tikus selama 10 minggu dengan diet asam linoleat tinggi, mengawinkan mereka dan kemudian menyelidiki efek dari diet pada kehamilan dan bayi yang sedang berkembang.

Peneliti yang dipimpin profesor di Universitas Griffith Australia ini menemukan tiga perubahan pada ibu tikus yang mengonsumsi makanan asam linoleat tinggi. Sementara hati telah mengubah konsentrasi protein inflamasi dalam satu tahap, konsentrasi protein yang bersirkulasi dapat menyebabkan kontraksi rahim selama kehamilan meningkat pada tahap kedua, dan hormon yang dapat mengatur pertumbuhan dan perkembangan berkurang pada tahap lain.

Studi ini mengamati efek asam linoleat tinggi pada tikus sama dengan manusia. Kondisi tersebut menyarankan wanita usia subur harus mempertimbangkan mengurangi jumlah asam linoleat dalam makanan mereka.

Tikus biasanya melahirkan banyak bayi di setiap kehamilan. Ibu tikus yang mengonsumsi makanan asam linoleat tinggi mengalami penurunan jumlah bayi laki-laki. Menariknya, menurut sebuah studi yang dilakukan pada 2013, orang-orang tertarik pada keripik dan makanan serupa bahkan ketika mereka kenyang karena tingginya rasio lemak dan karbohidrat. Konten-konten ini mengirimkan pesan yang menyenangkan ke otak atau terjadi hyperphagia hedonis yang selanjutnya mengaktifkan indra dan membuat seseorang merasa tergoda untuk makan lebih banyak.

Hyperphagia hedonis adalah istilah ilmiah untuk makan berlebihan untuk kesenangan, bukan kelaparan. Ini terkait dengan makan berlebihan yang terjadi pada semua orang di beberapa titik kehidupan dan dianggap sebagai faktor kunci yang mengarah pada kenaikan berat badan dan obesitas.

Sebagai bagian dari penelitian untuk memahami logika godaan untuk keripik, tim di FAU Erlangen-Nuremberg di Erlangen, Jerman, menguji sekelompok tikus laboratorium yang disajikan keripik kentang, sedangkan kelompok tikus lainnya disajikan makanan biasa. Kemudian, perangkat magnetic resonance imaging (MRI) berteknologi tinggi digunakan untuk merekam perbedaan antara kedua kelompok.

Temuan penelitian menunjukkan otak merekam hampir semua aktivitas. Namun, asupan makanan, tidur, dan gerak dihitung secara berbeda pada tikus yang makan keripik kentang dan itu lebih lanjut merangsang tingkat kelaparan, bahkan dalam kondisi kenyang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement