REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia muda identik dengan aktivitas dan mobilitas yang cukup tinggi. Banyak di antara kaum muda yang mengandalkan vitamin dan atau suplemen makanan sebagai penunjang daya tahan tubuh.
Akan tetapi, konsumsi suplemen itu juga banyak memunculkan keluhan kesehatan bagi kalangan muda. Dikutip dari Men's Health belum lama ini, banyak pengonsumsi suplemen yang berusia di bawah 25 tahun melaporkan adanya masalah medis.
Studi terbaru menyebut beberapa suplemen memiliki risiko lebih besar daripada yang lain. Suplemen banyak dipromosikam dapat meningkatkan energi atau membentuk otot, tetapi justru dapat membahayakan kesehatan. Kondisi itu diungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan The Journal of Adolescent Health.
Sekitar 1.000 orang di bawah usia 25 tahun melaporkan masalah medis terkait dengan penggunaan suplemen antara periode 2005 dan 2015. Time yang mengutip catatan Food and Drugs Administration mengungkap 40 persen dari pasien mengalami peristiwa kesehatan yang parah, seperti kunjungan ke rumah sakit atau mengalami cacat.
Tercatat pula ada sebanyak 166 rawat inap dan 22 kematian yang dikaitkan dengan suplemen. Perlu dicatat bahwa penelitian ini dilakukan pada orang yang lebih muda dan temuan tidak mencerminkan bahaya penggunaan suplemen pada orang dewasa yang lebih tua.
Namun, fakta itu bukan berarti tidak menjadi kewaspadaan bagi semua usia. "Banyak suplemen dapat berinteraksi dengan obat yang diminum orang, terutama untuk jantung mereka," kata John Whyte, Kepala Medical Officer di WebMD kepada Men's Health.
Dia mengatakan terkadang suplemen juga tidak menjelaskan detil kandungan dalam kemasan. Tentu saja, tidak setiap suplemen berbahaya. Akan tetapi, menurut para penulis studi, produk yang dipasarkan untuk penurunan berat badan, pembentukan otot, dan energi misalnya, bisa meningkatkan risiko efek samping yang merugikan lebih dari vitamin.
Ini bukan pertama kalinya ada studi mengenai suplemen berbahaya. Pada April lalu, sebuah penelitian juga mengungkap beberapa suplemen binaraga yang mengandung steroid anabolik dan tidak dicantumkan dalam label kemasan.
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Alimentary Pharmacology and Therapeutics, steroid sintetis meniru testosteron itu memiliki beberapa efek samping yang sangat tidak menyenangkan. Mulai dari kerusakan hati, tumor kanker, botak prematur, dan testis yang lebih kecil. Orang-orang yang menggunakan suplemen binaraga dicampur dengan steroid berisiko mengalami masalah hati, sakit perut, dan mual.
Bagaimanapun temuan ini adalah pengingat yang baik bahwa tidak ada cara untuk mengetahui persis apa yang ada dalam suplemen yang biasa dikonsumsi. Food & Drugs Administration mengatur produk itu sebagai makanan dan baru menyelidiki klaim setelah produk sudah ada di pasaran.