REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pendidikan pada masa hamil (prenatal) sangat penting dalam rangka mempersiapkan pasangan untuk menjadi orang tua. Menurut dokter spesialis kandungan Komang Wahyu Budiarta, kurangnya pengetahuan merupakan salah satu bentuk ketidakberdayaan yang dapat mendukung tingginya angka kematian ibu.
Wahyu Budiarta mengatakan dalam menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak. Salah satunya melalui pendidikan ibu hamil.
"Kelas ibu hamil merupakan sarana bagi ibu hamil untuk belajar bersama dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu," katanya dalam kegiatan Lovamil Berbagi Cinta (LBC) bertema Perawatan Bayi Baru lahir dan Kiat Sukses ASI Eksklusif di Denpasar, Ahad (16/6).
Pengetahuan yang perlu dipahami ibu hamil antara lain mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, dan perawatan nifas. Ibu hamil juga perlu tahu tentang perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular, dan akta kelahiran.
Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran, kebutuhan akan hasil pindai gambar yang lebih jelas dari alat ultrasonografi (USG) semakin tinggi. Secara umum LBC bertujuan meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap perilaku ibu hamil, dan cara melakukan perawatan bayi baru lahir.
Ibu hamil mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupan. Wahyu menjelaskan nutrisi berbeda dengan makanan. Makanan adalah segala sesuatu yang dimakan. Sedangkan nutrisi adalah kandungan yang terdapat di dalam makanan tersebut.
Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu. Antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena infeksi. Sedangkan pada janin, antara lain dapat memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, dan cacat bawaan.