REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekerja berjam-jam terutama lebih dari 10 jam per hari sangat melelahkan. Dampak bekerja terlalu lama pun bukan hanya menyebabkan kelelahan. Menurut studi terbaru, kerja lembur ini bisa mengganggu kesehatan jantung dari waktu ke waktu.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Stroke American Heart Association ini menggunakan data dari lebih dari 140 ribu orang yang bekerja penuh di Prancis. Mereka yang terlibat telah bekerja selama setidaknya enam bulan.
Peserta mengisi kuesioner tentang kesehatan dan kehidupan kerja. Kemudian peneliti memeriksa data itu untuk melihat apakah ada korelasi kuat antara jam kerja dan kesehatan jangka panjang para peserta.
Secara keseluruhan, peneliti menemukan 1.224 peserta dalam kelompok itu menderita strok. Peneliti menemukan kaitannya dengan korelasi kerja dan strok dan hasilnya cukup mengejutkan.
"Hubungan antara 10 tahun jam kerja yang panjang dan strok tampaknya lebih kuat untuk orang di bawah usia 50 tahun," kata peneliti kesehatan masyarakat dan penulis studi utama Alexis Descatha dikutip dari mindbodygreen baru-baru ini.
Orang yang bekerja selama 10 jam per hari selama 50 hari per tahun memiliki risiko terserang strok 29 persen lebih besar daripada orang yang tidak. Risiko sangat tinggi dengan 45 persen bagi orang-orang yang bekerja berjam-jam selama 10 tahun atau lebih. Terlebih lagi, orang muda yang bekerja berjam-jam selama 10 tahun atau lebih memiliki risiko lebih tinggi mengalami strok di awal kehidupan.
"Saya juga akan menekankan banyak penyedia layanan kesehatan bekerja lebih dari definisi jam kerja yang panjang dan mungkin juga berisiko lebih tinggi terkena strok. Sebagai seorang dokter, saya akan menyarankan pasien saya untuk bekerja lebih efisien dan menyarankan untuk mengikuti saran yang saya berikan," kata Descatha.
Mengapa jam kerja yang panjang di kantor menyebabkan risiko strok yang lebih tinggi? National Stroke Association mendefinisikan strok sebagai serangan otak yang terjadi ketika aliran darah ke otak terputus.
Kondisi itu berarti sel-sel otak seseorang tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan mulai mati. Ketika mengalami strok, seseorang sering kali kehilangan memori dan otot yang terkait dengan kondisi tersebut yang keduanya disebabkan oleh kematian sel di otak.
Strok dapat dicegah karena sering dikaitkan dengan perilaku berisiko dari hidup tidak sehat. Antara lain seperti diet yang tidak sehat, kurang olahraga, atau tingkat stres yang tinggi. Dengan mengubah pola hidup tersebut, risiko terserang strok bisa dihindari.
Penelitian lain menunjukkan stres dapat menyebabkan peradangan pada tubuh yang bisa mengarah pada strok dan serangan jantung. Kemungkinan besar stres karena jam kerja yang panjang, dikombinasikan dengan kebiasaan tidak sehat yang datang bersamaan dengan bekerja berjam-jam selama bertahun-tahun ini dapat menyebabkan risiko kesehatan.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bekerja dengan shift yang tidak teratur, terutama shift malam, dapat menyebabkan penurunan kesehatan bagi banyak orang. Studi terbaru lainnya menunjukkan orang yang bekerja 55 jam per pekan atau lebih dapat mengalami kesulitan kesehatan mental.
Untuk mengurangi tekanan pekerjaan dan jam bekerja yang panjang, pertimbangkan menerapkan beberapa teknik dalam jangka pendek untuk membuat otak sehat. Pelatih eksekutif Elizabeth Cronise McLaughline menyarankan cobalah memulai hari dengan lima menit untuk meditasi.
McLaughline juga merekomendasikan makan makanan sehat, alami, dan tidak diproses. Buatlah tubuh tetap bugar sepanjang hari serta menggunakan perjalanan pulang kantor untuk dekompresi. Jangan lupakan istirahat dengan tidur yang cukup juga sangat penting.