REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Kota Surabaya, mengajak kepada masyarakat yang ada di Kota Surabaya untuk bersama-sama mencegah penyakit diabetes. Salah satunya dengan mengubah pola hidup.
Pengurus Persadia Cabang Kota Surabaya dr Teguh Raharjo, Sp.PD, saat dikonfirmasi di Surabaya, Ahad (30/6) menjelaskan, pertanda kelompok berisiko prediabetes adalah orang dengan obesitas atau kegemukan, melahirkan bayi dengan berat badan 4 kilogram atau lebih, porsi makan besar tetapi kurang gerak, serta keluarga memiliki riwayat diabetes.
"Dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan, 50 persen tetap dalam kondisi prediabetes, dan 25 persen kembali pada kondisi glukosa darah serta 25 persen diabetes melitus tipe 2," katanya di sela kegiatan edukasi Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan Prediabetes yang diikuti oleh 100 dokter umum Puskesmas dan poliklinik wilayah Surabaya.
Ia mengemukakan, untuk mencegah itu semua salah satunya bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup, yaitu edukasi masyarakat, dengan latihan jasmani, nutrisi, dan juga dengan obat-obatan. "Pendekatan ini dilakukan dengan perubahan gaya hidup," katanya.
Ia menjelaskan, sekitar 50 penderita diabetes tentu mengalami komplikasi seperti penyakit jantung, darah tinggi, pencernaan dan juga yang lainnya.
"Untuk itu, pencegahan harus dilakukan supaya masyarakat bisa terhindar dan terdeteksi dini penyakit ini. Karena kalau sudah terkena, akan merembet kepada penyakit yang lain," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Sufiah Rahmawati selaku Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Surabaya mengatakan, untuk mendukung pencegahan itu pihaknya sudah melakukan beberapa hal di antaranya adalah pemeriksaan dini di sejumlah tempat.
"Seperti di sekolah, kelompok lansia dan juga perkumpulan masyarakat lainnya. Hal itu dilakukan karena penyakit diabetes itu tidak hanya diderita oleh orang dewasa, tetapi anak usia di atas 15 tahun sudah bisa terkena," katanya.