Selasa 02 Jul 2019 04:00 WIB

Terlalu Banyak Zat Besi Bisa Picu Infeksi Kulit

Kelebihan zat besi memberi dampak negatif bagi kesehatan kulit

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Kulit tubuh. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Kulit tubuh. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zat besi merupakan mineral esensial yang memainkan beragam peran penting di dalam tubuh, salah satunya memproduksi hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat memunculkan masalah kesehatan seperti anemia hingga menghambat proses tumbuh-kembang anak.

Di sisi lain, kelebihan zat besi juga dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan, khususnya kesehatan kulit. Hal ini terungkap dalam sebuah studi global yang dimuat dalam jurnal PLOS Medicine.

Baca Juga

Studi ini melibatkan data dari sekitar 500 ribu orang yang terdapat di UK Biobank. Studi bertujuan untuk melihat dampak dari kadar zat besi yang rendah atau tinggi terhadap beragam kondisi kesehatan.

"Kami menggunakan metode statistik bernama Mendelian randomization, yang memakai data genetik untuk membuat estimasi yang lebih baik mengenai dampak sebab-akibat dari status zat besi terhadap 900 penyakit dan kondisi kesehatan," ungkap salah satu peneliti, Beben Benyamin dari University of South Australia dilansir Medical News Today.

Melalui studi ini, tim peneliti menemukan adanya beberapa dampak negatif dari kelebihan zat besi. Di antaranya seperti penyakit hati, masalah jantung, dan terkadang diabetes. Selain itu, kadar zat besi yang tinggi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri kulit yang tinggi seperti selulitis dan abses.

Selulitis merupakan infeksi bakteri yang memengaruhi lapisan dalam kulit. Penelitian sebelumnya mengungkapkan zat besi merupakan nutrisi penting bagi bakteri penyebab selulitis untuk bisa bertahan dan bertumbuh.

Studi ini tak hanya menemukan dampak negatif dari zat besi tetapi juga dampak baik yang bisa didapatkan dari zat besi. Tim peneliti mengungkapkan bahwa studi ini mengonfirmasi kemampuan zat besi untuk melindungi tubuh dari anemia.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan adanya hubungan antara kelebihan zat besi dengan risiko kadar kolesterol tinggi yang lebih rendah. "Kami menemukan hbungan antara kelebihan zat besi dengan penurunan risiko dari kolesterol tinggi," lanjut Benyamin.

Seperti diketahui, kadar kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular dan strok. Penyakit-penyakit ini bertanggung jawab atas jutaan kematian per tahun menurut WHO.

"Langkah selanjutnya adalah menginvestigasi apakah manipluasi langsung terhadap kadar zat besi dapat memperbaiki outcome kesehatan melalui uji klinis," terang Benyamin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement