REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kalanya organ intim menjadi berkeringat. Saat bekerja ekstra keras atau menghabiskan hari yang panjang berjalan di bawah terik mentari, misalnya, perempuan akan merasakan pakaian dalamnya basah oleh keringat. Apakah berkeringat di daerah genital adalah sesuatu yang perlu dikhawatirkan?
Seperti dilansir laman Health24, Senin (1/7), dokter kulit yang berbasis di North Carolina, dr Chris Adigun, menjelaskan bahwa hal tersebut tak perlu dirisaukan. Ia mengungkapkan, berkeringat di area genital benar-benar normal.
Adigun mengatakan, hal itu terjadi pada semua orang. Manusia berkeringat di bagian tubuh mana pun terdapat kelenjar keringat.
"Dan ada kelenjar keringat di seluruh vulva Anda, yang merupakan area eksternal di sekitar vagina," ujarnya.
Adigun kemudian meluruskan istilah yang salah di masyarakat soal "vagina berkeringat". Ia menjelaskan, bagian dalam vagina tidak memiliki kelenjar keringat.
"Jadi, tidak benar untuk mengatakan bahwa vagina Anda berkeringat," ungkapnya.
Kelenjar keringat, menurut Adigun, ada di bagian sekitar organ intim. Secara khusus, kelenjar keringat ada di mana rambut pada vulva ada, termasuk di labia majora ("bibir" besar), mons pubis (punuk di atas vagina), dan pangkal paha (tempat kaki bertemu pelvis).
"Pangkal paha tidak jauh berbeda dengan bagian ketiak Anda,” kata Adigun.
Sama seperti ketiak, selangkangan adalah persimpangan antara anggota tubuh. Itu sebabnya lebih masuk akal untuk menyebut yang berkeringat adalah area selangkangan, bukan organ intim.
Adigun menyatakan, sedikit keringat di daerah vulva tidak perlu dikhawatirkan. Jika Anda berkeringat saat berolahraga atau ketika sedang sangat kepanasan, itu hal biasa.
"Jadi, alih-alih merasa canggung ketika melihat noda keringat di celana yoga Anda, pertimbangkan menganggapnya sebagai tanda latihan hardcore," ucapnya.
Tentu saja, beberapa orang berkeringat lebih dari apa yang dianggap normal oleh dokter. Terlalu banyak keringat di selangkangan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
"Keringat berlebihan semacam itu disebut hiperhidrosis," ujar Adigun.
Sementara itu, orang yang memiliki hiperhidrosis paling sering berkeringat lebih dari rata-rata orang di bagian kepala, ketiak, tangan, dan kaki mereka. Menurut American Academy of Dermatology, mereka kadang-kadang dapat memiliki keringat yang sangat intens di zona genital mereka.
Dalam satu studi kasus, contohnya, ada seorang gadis berusia 17 tahun yang ke dokter karena sering berkeringat di area celana pendeknya. Dia berkeringat begitu banyak sehingga terpaksa memakai pembalut tebal setiap hari untuk menjaga celananya tetap kering.
"Seperti keringat abnormal pada setiap bagian dari tubuh lainnya, itu tidak normal," jelas Adigun.
Kalau keringat mulai membuat Anda merasa tidak nyaman atau sampai menghambat aktivitas, cobalah temui dokter. Adigun mengungkap, ada saja pasien yang datang karena khawatir tentang selangkangannya berkeringat sampai malu dengan noda keringat di celananya.