Selasa 02 Jul 2019 07:21 WIB

Kerja Shift Malam tak Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Di tahun 70-an muncul pendapat yang mengaitkan shift malam dengan kanker payudara.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Warga menuggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).
Foto: Republika/Prayogi
Warga menuggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sering bekerja shift malam? Jangan khawatir sebuah studi baru menunjukkan bekerja shift malam tidak meningkatkan risiko kanker payudara.

Seperti dilansir dari laman Independent, penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Cancer, melibatkan para peneliti yang melihat data dari 102.869 wanita di Inggris selama 10 tahun. Sebanyak 2.059 di antaranya kemudian mengembangkan kanker payudara invasif atau bentuk paling umum dari penyakit ini.

Baca Juga

Para peneliti dari Institute of Cancer Research (ICR) di London mengatakan bahwa mereka tidak menemukan hubungan keseluruhan antara kerja shift malam dan kemungkinan mengembangkan kanker payudara. Hubungan antara kerja shift malam dan peningkatan risiko kanker payudara pertama kali disebutkan pada 1970-an.

Beberapa penelitian telah mengusulkan bahwa paparan cahaya listrik dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit, dengan berpotensi mengganggu jam internal tubuh, menekan kadar hormon tidur melatonin dan meningkatkan kadar estrogen. Pada 2007, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengatakan bahwa kerja shift yang mengganggu siklus tidur "mungkin bersifat karsinogenik".