REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pascamenopause, wanita yang memiliki bentuk tubuh apel dinilai memiliki risiko lebih besar terserang penyakit kardiovaskular daripada wanita dengan bentuk tubuh pir. Hal itu mengacu pada sebuah penelitian di Fakultas Kedokteran Albert Einsten New York Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan dalam European Heart Journal.
Studi ini melibatkan 2.683 wanita dengan indeks massa tubuh normal (Body Mass Index/BMI) yang bebas dari penyakit kardiovaskular pada awal penelitian. Kemudian para peneliti mengikuti perkembangan hidup peserta selama hampir 18 tahun. Massa lemak para partisipan diukur menggunakan pemindaian DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) yang mengukur kepadatan lemak, otot, dan tulang.
Studi ini adalah studi pertama yang melihat hubungan posisi lemak tersimpan dalam tubuh dan risiko kardiovaskular pada wanita pascamenopause dengan BMI normal. Namun, para peneliti menekankan bahwa temuan ini hanya menunjukkan kaitan posisi lemak tubuh dengan risiko kardiovaskular, bukan hubungan sebab akibat.
“Penting untuk dicatat bahwa peserta penelitian kami adalah wanita pascamenopause yang memiliki massa lemak yang relatif lebih tinggi di daerah batang dan kaki mereka. Apakah pola asosiasi tersebut dapat digeneralisasikan untuk wanita yang lebih muda dan pria yang memiliki lemak tubuh regional yang relatif lebih rendah masih belum diketahui,” kata Penulis utama Dr Qibin Qi dilansir Malay Mail, Selasa (2/7).
Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi, penelitian ini menunjukkan 25 persen wanita bentuk tubuh apel yang menyimpan sebagian besar lemak di bagian perut memiliki risiko jantung hampir dua kali lipat.
Namun sebanyak 25 persen wanita yang menyimpan banyak lemak di kaki memiliki risiko kardiovaskular lebih rendah sebesar 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang menyimpan sedikit lemak di kaki mereka.
Para peneliti juga menemukan bahwa wanita yang persentase lemak tinggi di sekitar perut dan persentase lemak kaki rendah juga memiliki risiko kardiovaskular yang tinggi. Ini menunjukkan peningkatan risiko lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita dengan kebalikan dari distribusi lemak tersebut.
Setelah melakukan perhitungan, tim memperkirakan di antara 1.000 wanita yang menjaga lemak kaki tetap konstan dan mengurangi proporsi lemak di sekitar perut terbukti bisa mengurangi kasus kardiovaskular setiap tahunnya.