Jumat 12 Jul 2019 03:19 WIB

Ide Bunuh Diri Juga Hinggapi Remaja yang Tahu Larangan Agama

Meskipun tahu agama melarang bunuh diri, remaja masih memikirkan ide bunuh diri.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Percobaan bunuh diri (ilustrasi)
Foto: Abc News
Percobaan bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Remaja yang mengetahui adanya larangan agama soal bunuh diri ternyata tak imun dari potensi untuk memikirkan ide mengakhiri hidup Menurut Dr dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ yang melakukan penelitian tentang deteksi dini faktor risiko ide bunuh diri remaja di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Sederajat di DKI Jakarta membuktikannya.

"Biasanya ada peringatan, ada faktor risiko, protektif. Sebagian besar remaja mengatakan dia tahu bunuh diri dilarang agama, tapi agama tidak benar-benar jadi faktor protektif," kata Nova di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis.

Baca Juga

Sebelum remaja melakukan percobaan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, menurut Nova, mereka biasanya merasakan beberapa hal yang menyedihkan. Entah merasa capek dengan kehidupan atau menghadapi kekecewaan.

"Tandanya bisa terlihat kayak mau say good bye, lebih sensitif aja melihat atau saat mendapat masalah," kata Nova yang juga anggota DPR RI Fraksi Demokrat.

Pihak keluarga sebetulnya bisa lebih peka melihat kecenderungan perubahan remaja. Nova menyerukan agar lingkungan terdekat mulai waspada apabila perilaku remaja mulai tidak seperti biasanya.

Orang terdekat juga bisa mengeksplorasi berbagai kemungkinan perubahan perilaku dengan melakukan dialog dengan remaja. Belum tentu perubahan perilaku mengarah pada gangguan kejiwaan.

Menurut Nova, menyakiti diri sendiri biasanya merupakan cara mengalihkan rasa sakit dan kekecewaan mereka. Bisa karena masalah yang dihadapi sendiri di lingkungannya atau karena faktor luar, misalnya, masalah orang tua/keluarga.

"Dalam pengalaman praktik saya, pernah ada anak 12 tahun mencoba bunuh diri karena ibunya selingkuh," ungkap Nova.

Untuk mengungkap risiko remaja memikirkan ide bunuh diri memang tidak bisa dilihat dari satu patokan. Remaja dengan postingan bagus di media sosial, contohnya, ternyata punya masalah kejiwaan.

"Menurut WHO, satu dari empat orang selama kehidupannya bisa mengalami gangguan kejiwaan," jelasnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement