REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Untuk pertama kali dalam beberapa dekade terakhir kasus sipilis di Eropa naik. Para pakar mengatakan di beberapa negara sipilis menjadi kasus yang lebih umum dibandingkan HIV.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) merilis laporan dari tahun 2010 penyakit menular seksual naik 70 persen. Laporan itu menunjukkan kenaikan didorong karena semakin banyak perilaku seks berisiko oleh laki-laki gay yang berhubungan tanpa proteksi.
"Kami lihat ada peningkatan infeksi sipilis di seluruh Eropa, hasilnya menunjukkan beberapa faktor, seperti berhubungan seks tanpa kondom dan dengan beberapa pasangan, ditambah dengan berkurangnya ketakutan tertular HIV," kata pakar infeksi seksual ECDC Andrew Amato-Guaci, seperti dilansir dari Voice of America, Jumat (12/7).
Laporan dari Eropa ini muncul setelah bulan lalu World Health Organization (WHO) mengatakan setiap hari ada sekitar satu juta orang di seluruh dunia terinfeksi penyakit seksual menular. Jika tidak diobati sipilis dapat mengakibatkan komplikasi untuk laki-laki maupun perempuan.
Termasuk keguguran dan kematian bayi yang baru lahir. Sipilis juga meningkatkan risiko HIV. Sipilis menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia pada tahun 2016.
ECDC yang bermarkas di Stockholm, Swedia mengawasi kesehatan dan penyakit di seluruh Eropa. Mereka mengatakan secara keseluruhan dari 2007 sampai 2017 lebih dari 250 ribu kasus sipilis dilaporkan di 30 negara.
ECDC mengatakan pada tahun 2017 lalu laju penularan sipilis mencapai angka tertingginya dengan lebih dari 33 ribu laporan. Artinya untuk pertama kalinya dari awal tahun 2000-an laporan sipilis lebih banyak dibandingkan kasus baru human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan AIDS.
Namun masalah ini berbeda-beda di setiap negara. Angkanya memang naik dua kali lipat di lima negara yakni Inggris, Jerman, Irlandia, Islandia dan Malta. Tapi turun sampai 50 persen di Estonia dan Romania.
Laporan ECDC menyebutkan dua pertiga kasus yang dilaporkan dari tahun 2007 sampai 2017 berasal dari hubungan seksual laki-laki dengan laki-laki. Sementara heteroseksual laki-laki menyumbang 23 persen dan perempuan 15 persen.
Penularan sipilis antara laki-laki gay di di Latvia, Lithuania dan Romania sebesar 20 persen. Sementara 80 persen di Prancis, Jerman, Irlandia, Belanda, Swedia dan Inggris.
Amato-Gauci mengatakan masalah ini disebabkan karena laki-laki gay tidak terlalu memperhatikan risiko HIV. "Untuk membalikkan tren ini, kami harus mendorong orang-orang untuk menggunakan kondom secara konsisten dengan pasangan baru dan kasual mereka," katanya.