Sabtu 13 Jul 2019 00:02 WIB

Stamina dan Daya Tahan Tubuh, tidak Sama Lho

Cara sederhana jaga daya tahan adalah dengan makanan bergizi.

Rep: MGROL Nurul/ Red: Indira Rezkisari
Berolahraga bantu tingkatkan daya tahan tubuh dan stamina.
Foto: EPA/Fazry Ismail
Berolahraga bantu tingkatkan daya tahan tubuh dan stamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan orang berpikir stamina dan daya tahan tubuh itu sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Daya tahan tubuh pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan zat-zat asing. Seperti jamur, virus, bakteri, dan parasit yang dapat membahayakan tubuh.

Baca Juga

Sedangkan stamina adalah pertahanan tubuh yang lebih mudah didapat namun lebih cepat hilang ketimbang daya tahan tubuh mesi didapat dengan cara perlahan.

Kegiatan berolahraga sangat mempengaruhi daya tahan tubuh. Pastinya, olahraga membuat metabolisme tubuh semakin baik. Namun, salah satu penelitian justru menyebutkan sebaliknya. Olahraga dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

“Kalau olahraga ringan memang benar akan meningkatkan metabolisme butuh. Namun, setelah melakukan olahraga yang intens selama lebih dari 90 menit, tubuh akan rentan terhadap penyakit. Penyakit tersebut biasanya akan datang setelah 72 jam setelah berolahraga intens tersebut. Ini namanya open window period,” ujar dr Jennifer Kurniawan, Research Scientific Support Indocare Grup saat dijumpai di Kuningan, beberapa waktu lalu.

Cara sederhana untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap kuat adalah dengan makanan yang bergizi dan bernutrisi tinggi, istirahat yang cukup, mengonsumsi vitamin C. Jangan lupa menjaga agar tidak terkena stres.

“Sekali lagi, ini kita ngomongnya daya tahan tubuh. Bukan sekedar stamina. Ngomong sesuatu yang sifatnya maintenance bukan instan. Konsumsi vitamin C pun harus rutin dilakukan,” tambahnya.

Vitamin C sangat diperlukan karena salah satu komponen penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Vitamin C namun tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri. Vitamin C juga bisa menurunkan hormon stres sehingga risiko open window period bisa diturunkan hingga 50 persen.

Selain itu, banyak yang harus diperhatikan ketika ingin berolahraga. Apalagi olahraga yang intens. Salah satunya, memastikan tubuh dalam kondisi fit serta juga mempersiapkan dari sisi mentalnya.

“Kita tidak mungkin memaksa olahraga ketika lagi sakit. Selain itu, kesiapan mental juga harus dipehatikan, itu penting banget. Orang yang sering lupa itu menjaga kesehatannya secara instan. Jaga kesehatan pas mau olahraga saja. Padahal ini harus dijadikan kebiasaan, sebagai gaya hidup,” paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement