REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manfaat penyembuhan daun sirih dalam pengobatan tradisional di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Selembar daun berwarna hijau ini sering dimanfaatkan untuk kesehatan atau menyembuhkan kondisi tertentu.
Nenek moyang sepertinya sudah sadar manfaat yang diberikan jauh sebelum peneliti melakukan kajian secara ilmiah. Hanya saja orang-orang perkotaan modern tidak menyadari kegunaannya, bahkan menghindari karena ada klaim yang menyatakan masalah risiko kanker mulut.
Banyak daerah Indonesia masih menerapkan tradisi mengonsumsi daun sirih dengan kapur basah, pinang dengan atau tanpa tembakau. Sirih juga digunakan dalam ritual keagamaan dan doa karena dianggap menguntungkan.
Melalui laporan Indian Express, daun sirih mengandung banyak manfaat kesehatan dan penyembuhan. Daunnya kaya akan vitamin seperti vitamin C, tiamin, niasin, riboflavin dan karoten dan merupakan sumber kalsium yang bagus.
Daun sirih yang dikonsumsi secara tepat dapat memberiman antioksidan kuat. Terdapat pula kandungan senyawa anti-inflamasi seperti phytochemical, termasuk senyawa fenolik, flavonoid, tanin, alkaloid, steroid, dan kuinon.
Selain itu, daun sirih memiliki sifat anti-mikroba, anti-kanker dan anti-diabetes. Perannya dalam pencegahan penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi telah didokumentasikan dalam teks-teks Ayurvedic dan dalam beberapa penelitian ilmiah.
Manfaat lainnya seperti dalam mengobati luka, peradangan dan asma juga telah dilaporkan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini pun ampuh mengobati gangguan rongga mulut, gangguan pencernaan, dan depresi.
Kekhawatiran tentang kanker mulut adalah nyata. Beberapa penelitian mendukung peningkatan risiko kanker pada bibir, mulut, lidah, dan faring di antara konsumen produk sirih. Namun, ini lebih merupakan efek dari tembakau dan bahan-bahan lain yang dicampurkan dengan daun sirih. Daun sirih secara mandiri belum ditemukan dapat menyebabkan efek merugikan seperti itu.