Rabu 17 Jul 2019 02:00 WIB

Demensia di Indonesia Diprediksi Meningkat

Peningkatan demensia 10 tahun mendatang diprediksi terjadi pada negara berkembang

Ilustrasi Demensia
Foto: pixabay
Ilustrasi Demensia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi internasional Alzheimer (The Alzheimer's Association International Conference/AAIC) 2019 di Los Angeles menyatakan epidemiologi pada 10 tahun ke depan untuk kasus alzheimer disease (AD) atau demensia meningkat tajam. Peningkatan ini diprediksi terjadi pada negara berkembang.

"Saat ini ada 5,8 juta penderita demensia di AS dengan angka kematian nomor empat," kata ahli penyakit saraf Indonesia, Andreas Harry, saat menghubungi Antara dari Los Angeles pada Selasa (16/7).

Baca Juga

Andreas Harry adalah peserta konferensi tahunan dari Indonesia yang diselenggarakan AAIC. Konferensi ini diselenggarakan di Los Angeles sejak 14 Juli dan akan berakhir pada Kamis (18/7) mendatang.

Dengan laporan epidemiologi yang disampaikan itu, ia melihat persoalan demensia di Indonesia harus ditangani secara serius khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia). Konferensi tahunan yang dihadiri tiga ribu peserta yang terdiri atas peneliti dan ahli kedokteran klinis itu juga membahas agenda terkini lainnya mengenai alzheimer dan demensia.

Menurut ahli saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, topik menarik lainnya dalam konferensi adalah bahasan mengenai terapi masa depan demensia (the future therapy Alzheimer Disease).

Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat lokakarya mengenai lansia di Jakarta awal bulan ini menyatakan kelompok lansia akan mengalami degenerasi dan akan terkait dengan penyakit-penyakit degeneratif. Ia menyebut penyakit yang biasa terjadi pada lansia di antaranya demensia atau alzheimer.

"Karena itu kita harus siap. Harapan kami sebelum lansia, kita sudah menjaga kesehatan kita. Mudah-mudahan di waktu lansia tidak ada penyakit yang diderita karena biayanya semakin lama bisa semakin mahal jika kita tidak memperhatikan kesehatan di usia lanjut," kata Nila.

Ia mengatakan jumlah penduduk lansia diprediksi meningkat setiap tahun. Karena itu, Menkes meminta kepada masyarakat untuk menjaga kesehatannya sebelum menjadi lansia.

Menkes menambahkan jumlah lansia diasumsikan akan meningkat. Berdasarkan data Bappenas 2013, proyeksi penduduk lansia 2010-2035 terus meningkat.

Pada 2010 jumlah lansia mencapai 18,0 juta jiwa (7,56 persen), kemudian 25,9 juta jiwa (9,7 persen) pada 2019. Pada 2020 diprediksi mencapai 27,1 juta jiwa (9,99 persen), 42,0 juta jiwa (13,82 persen) pada 2030, dan 48,2 juta jiwa (15,77 persen) pada 2035.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement