Kamis 25 Jul 2019 01:00 WIB

Tiga Alasan Mi Instan tidak Sehat Dikonsumsi

Mi instan dapat mengganggu kadar gula darah dan tinggi kandungan garam.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Mie Instan (Ilustrasi)
Foto: hatfindo.com
Mie Instan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas penduduk dunia menganggap mi instan sebagai makanan pokok, seperti nasi yang sangat disukai di negara-negara Asia. Menyiapkan mi instan hanya butuh waktu singkat. Inilah yang memudahkan siswa, orang tua, dan pekerja penuh waktu dapat membuat sesuatu yang tidak memerlukan banyak usaha.

Namun, mi instan tidak bisa dikategorikan sebagai makanan sehat. Meskipun ada mitos umum seperti menambahkan sayuran ke dalam secangkir mie instan untuk meningkatkan nilai gizi, masalah yang dapat ditimbulkannya adalah sesuatu yang tidak dapat diatasi dengan makanan mentah.

Baca Juga

Dilansir dari Medical Daily, berikut tiga alasan mengapa mi instan termasuk makanan yang tidak sehat.

1. Sulit dicerna

Mi instan dapat menekan sistem pencernaan karena makanan ini perlu waktu berjam-jam untuk dicerna. Karena itulah mi instan dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dikonsumsi terlalu cepat. Mi instan mendorong pencernaan menjadi lambat.

Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan paparan berlebih dari butiran hidroksanisol dan t-butil hidrokuinon. Dua bahan kimia tersebut biasa digunakan dalam produk untuk memperpanjang umur simpan. Keduanya dapat menyebabkan kecemasan, asma, dan diare.

2. Risiko penyakit jantung

Dalam penelitian oleh Journal of Nutrition, terungkap bahwa orang yang mengonsumsi mi instan dalam jumlah yang tidak moderat memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik. Serangkaian gejala termasuk mengalami tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah, dan peluang lebih tinggi penyakit jantung, diabetes, dan strok.

3. Mengandung banyak garam

Mi instan mengandung banyak garam yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan American Journal of Hypertension pada 2014 mengungkap efek konsumsi garam.

Konsumsi makanan yang kaya garam diakui sebagai salah satu faktor utama dalam tingkat kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus terakhir. Natrium tambahan ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement