Kamis 25 Jul 2019 10:04 WIB

Pakai Lensa Kontak Saat Berenang, Wanita Ini Hampir Buta

Pengguna lensa kontak harus tahu risiko infeksi Acanthamoeba keratitis.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Lensa kontak
Foto: flickr
Lensa kontak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anda mungkin harus berpikir dua kali jika hendak mandi dan berenang menggunakan lensa kontak. Baru-baru ini, seorang wanita berusia 41 tahun di Inggris hampir kehilangan penglihatan salah satu matanya karena infeksi pascaberenang dan mandi sambil mengenakan lensa kontak.

Kasus tersebut dijelaskan dalam laporan singkat yang diterbitkan Rabu di New England Journal of Medicine. Dokter spesialis mata dari University of Alabama Dr. Shilpa Register mengungkap, selama ini masih banyak pengguna lensa kontak yang tidak menyadari risiko infeksi Acanthamoeba keratitis.

Baca Juga

Infeksi ini memang sangat jarang terjadi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) memperkirakan ada satu atau dua kasus infeksi per satu juta pemakai lensa kontak.

“Saya telah berlatih optometri selama 19 tahun dan saya telah melihat dua kasus. Ketika itu terjadi, itu parah dan dapat menyebabkan kebutaan dengan cukup cepat jika tidak segera diobati,” kata Register dilansir NBC News, Kamis (25/6).

Infeksi mata Acanthamoeba disebabkan oleh amuba mikroskopis yang hidup bebas dan umumnya ditemukan dalam air dan tanah. Segala jenis paparan air saat mengenakan lensa kontak membuat seseorang berisiko.

Acanthamoeba keratitis terjadi ketika amuba memasuki kornea seseorang. Infeksi dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen atau kebutaan.

Menurut laporan itu, wanita yang dideskripsikan dalam kasus ini telah mengalami nyeri intermiten, penglihatan kabur dan sensitivitas terhadap cahaya selama dua bulan sebelum dia mencari perawatan medis.

Untuk mendiagnosis infeksi, dokter mengambil biakan kornea. Kemudian, mereka mengonfirmasi diagnosis dengan menempatkan pewarna di mata yang terkena. Karena sifat agresif amuba, lebih baik dokter segera mengobati infeksi jika ada kecurigaan bahwa mikroba mungkin menjadi penyebab gejala mata pasien.

"Ini infeksi yang sulit diobati, dan biasanya agresif," kata Register.

Akhirnya, wanita itu diberi obat antimikroba untuk mengobati infeksi. Namun, penglihatannya tetap terganggu karena jaringan parut dan pembentukan katarak yang disebabkan oleh infeksi. Satu tahun kemudian, dia menjalani operasi untuk memperbaiki kornea matanya, yang memulihkan penglihatannya dan mengurangi rasa tidak nyaman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement