REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati AS menemukan bahwa pubertas dapat menjadi titik awal migrain pada perempuan. Migrain ini seringkali ditandai dengan sakit kepala hebat, yang dapat disertai dengan intoleransi terhadap cahaya, kebisingan bahkan mual dan muntah.
Menurut Yayasan Penelitian Migrain, sekitar 10 persen anak-anak usia sekolah di Amerika menderita migrain. Namun pada usia 17, kejadian ini meningkat menjadi 23 persen anak perempuan dan 8 persen anak laki-laki.
"Kita tahu bahwa usia anak perempuan dan laki-laki yang menderita migrain hampir sama. Namun ketika periode menstruasi dimulai pada anak perempuan, prevalensi anak perempuan alami migrain meningkat," kata Vincent Martin, profesor Divisi Obat Penyakit Dalam di UC Gardner Neuroscience Institute, dilansir Malay Mail, Senin (29/7).
Penelitian yang diluncurkan pada pertengahan Juli selama kongres tahunan American Headache Society ini menunjukkan, ketika pubertas dimulai lebih cepat daripada rata-rata maka risiko migrain pun meningkat. Studi ini mengamati 761 anak perempuan berusia antara 8 sampai 20 tahun dari Ohio, New York dan San Francisco, selama 10 tahun.
Para peserta mengisi kuesioner tentang status migrain mereka. Di antara sampel populasi, 85 anak perempuan (11 persen) diberi diagnosis formal migrain, sementara 53 anak perempuan (7 persen) berpotensi menderita migrain dan 623 anak perempuan (82 persen) tidak menunjukkan tanda-tanda migrain.
Setiap 6 hingga 12 bulan, para ilmuwan mencari tanda-tanda yang dapat menunjukkan awal pubertas pada peserta berusia 8 hingga 10 tahun. Misalnya, perkembangan payudara, tumbuh rambut di kemaluan, dan menstruasi periode pertama.
Para peneliti mencatat, anak perempuan yang menderita migrain adalah mereka yang sudah mengalami menstruasi pertama dan memiliki payudara yang lebih berkembang. Rata-rata, perkembangan payudara terjadi empat bulan sebelumnya pada mereka yang mengalami migrain, dan menstruasi dimulai lima bulan sebelumnya.
“Studi kami menyiratkan bahwa paparan pertama terhadap estrogen bisa menjadi titik awal migrain pada beberapa gadis remaja. Ini mungkin Teori Big Bang tentang migrain," kata Dr. Martin menyimpulkan.