REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Diana Sunardi MGizi SpGK mengatakan, orang Indonesia masih masuk dalam kategori kurang cairan. Di kalangan anak-anak, satu dari lima anak di Indonesia sangat kurang minum.
"Hasil dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menunjukan sudah cukup, tapi data lain menunjukkan satu dari lima anak masih kurang minum," ujar dr Diana.
Di kalangan dewasa, satu dari empat orang masih kurang dalam mengonsumsi air. Padahal, membuat tubuh tetap terhidrasi sangat penting untuk kesehatan jangka pendek dan jangka panjang karena tubuh manusia mayoritas merupakan cairan.
Dari total konsumsi cairan, dokter spesialis gizi medik ini mengatakan, masyarakat Indonesia sudah mengutamakan mengonsumsi air putih. Hampir 70 hingga 80 persen cairan yang masuk ke tubuh tidak berwarna.
Meski begitu, di pasaran terdapat aneka variasi air putih yang ditawarkan dengan klaim yang belum tentu kebenarannya. Air demineral, air oksigen, hingga air akali yang disebut-sebut memiliki manfaat lebih dari air mineral biasa.
"Kami coba lakukan survei, banyak masyarakat yang cenderung mempercayai informasi yang beredar, padahal bisa saja itu hoaks dan tanpa sumber," kata dr Diana.
Padahal, menurut dr Diana, air yang baik diminum hanya memiliki syarat yang tidak menyulitkan. Cukup air tersebut tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung zat berbahaya, seperti bakteri, besi, atau cemaran logam berat.
"Secara penelitian pun air selain air mineral belum ada penelitian yang menyatakan manfaatnya bagi kesehatan," kata dokter yang bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ini.