Selasa 13 Aug 2019 10:05 WIB

Dr Boyke Ungkap Dua Tipe Perselingkuhan

Dr Boyke mengingatkan pasangan suami-istri tentang awal mula perselingkuhan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Perceraian/ilustrasi
Foto: dailymail
Perceraian/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan rumah tangga, ada saja masalah yang mungkin timbul. Salah satunya, perselingkuhan.

Menurut pakar seksologi dr Boyke Dian Nugraha SpOG, ada beberapa penyebab perselingkuhan pada pria dan wanita. Menurut dia, tak adanya lagi perhatian yang utuh kerap membuat perempuan berpaling dari pasangan.

Baca Juga

Sementara itu, menurut Boyke, pria biasanya selingkuh karena bertemu wanita yang penampilannya lebih menarik dibandingkan pasangan sah mereka. Ia menjelaskan, pria secara biologis lebih kepada visual.

"Melihat pasangan yang menarik memberikan dia keinginan untuk berselingkuh," ujarnya.

Selain itu, Boyke mengungkapkan, ada juga pria yang berselingkuh semata-mata karena tidak mendapatkan kepuasan biologis dari pasangannya. Ia lantas mengutip survei dalam buku berjudul The Normal Bar oleh Chrisianna Northup dkk yang mengungkap penyebab lain wanita dan pria berselingkuh.

Survei itu menyebut perselingkuhan tercetus dari kurangnya emosi, hilangnya geliat romansa, serta kehidupan seks yang membosankan. Sebanyak 70 persen pria dan 49 persen wanita memutuskan untuk berselingkuh karena faktor tersebut.

Sementara itu, The Janus Report on Sexual Behavior mencatat sebanyak 35 persen pria (satu dari tiga) mengaku pernah berselingkuh dari kekasihnya, sementara wanita selingkuh hanya 26 persen (satu dari empat). Data lain dari penelitian di Universitas Padjajaran menyebutkan bahwa dua di antara lima wanita karier berselingkuh dan dua di antara tiga pria berselingkuh.

Boyke menjelaskan, perselingkuhan terbagi menjadi dua, yaitu perselingkuhan kering dan basah. Perselingkuhan kering dimulai dari saling berkirim pesan, makan bersama, pulang bersama, bahkan sampai ada panggilan khusus, seperti sayang atau cinta, kepada orang yang bukan suami atau istrinya.

"Apalagi zaman sekarang, panggilan 'beb, cinta, say' di antara teman-teman itu dinilai hal biasa. Temannya sudah akrab, kerja satu kantor. Itu disebut perselingkuhan kering," ujarnya.

Boyke mengatakan, mereka yang sudah menikah terkadang membawa mudah curhat dengan teman yang sering menyapanya dengan panggilan sayang. Ketika curhat masalah rumah tangga dengan lawan jenis, mereka pun rentan terjerumus dalam perselingkuhan.

"Karena orang kerja gitu kan, membawa masalah dari rumah ke kantor, masalah kantor ke rumah, ada berantem-berantem. Mulai curhat, gue lagi kesel sama laki gue nih. Ditenangin, mulai dipegang-pegang bahunya untuk menenangkan. Itu sudah mulai kan, dari kering ke semibasah dan akhirnya menjurus ke perselingkuhan basah, mulai berciuman," ungkapnya.

Rata-rata orang berselingkuh awalnya mengaku tidak berniat selingkuh. Namun, mereka berdalih keadaan membuatnya berselingkuh.

"Sekitar 20 sampai 30 persen perselingkuhan kering jadi perselingkuhan basah," ujarnya.

Perseligkuhan basah ini, menurut Boyke, akhirnya dapat berujung pada kehamilan tidak diinginkan yang kemudian diaborsi. Ada sekitar 2,3 juta aborsi yang sebagian disumbang oleh kehamilan karena perselingkuhan dan kehamilan remaja.

Selain itu, Boyke mengingatkan bahwa perselingkuhan juga bisa menyebabkan penyakit kelamin. Indonesia negara paling tinggi HIV AIDS di Asia Pasifik. Penyebab utamanya adalah seks bebas. Perselingkuhan juga menyebabkan ketidakharmonisan, perceraian, dan kanker serviks.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement