REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Sebanyak 92 persen remaja putri usia sekolah di Kota Serang mempunyai masalah kekurangan darah atau anemia. Angka tersebut merupakan hasil survei anemia oleh Dinas Kesehatan Kota Serang.
Survei dilakukan kepada 1.280 sampel siswi. Hasilnya hanya 98 siswi tergolong bebas dari masalah kesehatan itu.
Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Serang, Yetty Hermans, menuturkan survei dilakukan pada 2018 lalu di 16 sekolah di Kota Serang. "Dari survei anemia kepada sampel remaja putri di sekolah ada 92,4 persen yang punya masalah anemia. Jadi hanya 7,6 persen yang bebas dari masalah anemia," terang Yetty, Selasa (20/8)
Sebagai upaya mengentaskan masalah ini, Dinas Kesehatan secara rutin memberikan tablet tambah darah kepada para siswi. Dalam setahun, para remaja putri diharapkan mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak 52 tablet atau meminumnya sekali sepekan.
Tingginya masalah kesehatan berupa anemia di kalangan remaja putri di Kota Serang menurutnya bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Anemia salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan dengan gizi yang seimbang. Penyakit ini nantinya dapat menjadi pemicu masalah balita stunting bagi anaknya di kemudian hari.
"Bagaimana bisa sehat bayinya kalau ibunya ternyata tidak sehat. Karena gizi pada anak dalam kandungan bergantung juga pada asupan gizi seorang ibu," terang Yetty.
Fenomena masalah kesehatan gizi pada remaja di Kota Serang saat ini menurutnya lebih banyak terjadi karena mereka makan makanan yang terlihat enak tanpa tahu nilai gizi yang terkandung. Dirinya berharap agar para remaja putri bisa lebih memperhatikan makanan dengan gizi yang seimbang supaya tercapai asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
"Kita sosialisasikan di sekolah-sekolah, di Posyandu supaya mereka memakan makanan dengan gizi yang seimbang. Karena masalah asupan nutrisi sekarang tidak hanya terjadi pada warga prasejahtera, tapi juga pada orang mampu yang abai pada asupan makanannya dengan banyak mengonsumsi junkfood," jelasnya.