REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah Alzheimer semakin banyak diteliti karena banyak kasus yang penuh tanda tanya. Studi baru yang dilakukan perlahan memperlihatkan gejala yang bisa membantu untuk mengenali masalah otak tersebut.
Sebuah studi baru yang diterbitkan jurnal Alzheimer & Dementia edisi Agustus menunjukkan, rasa ingin tidur siang hari yang terus meningkat dan berlebihan bisa menjadi tanda awal Alzheimer. Dalam riset terdahulu, peneliti lain telah mengungkap bahwa orang yang mengidap Alzheimer tampak memperlihatkan perubahan pola tidur bertahun-tahun sebelum kemampuan memori mereka mulai menurun.
Profesor neuropatologi dari University of California San Francisco, Lea Grinberg menjelaskan, pengidap Alzhaimer cenderung banyak tidur di siang hari. Mereka sering mengantuk dan terlelap di siang hari. Terkadang, mereka terbangun di malam hari.
"Kondisi itu disebut tidur yang terfragmentasi," kata Grinberg dikutip dari USA Today.
Orang yang biasa tidur siang, menurut Grinberg, tak perlu khawatir dengan ritual terlelap sejenak saat hari menjelang siang atau sore.
"Beberapa orang tidur sepanjang hidup mereka, tidak ada masalah. Dalam beberapa budaya, orang akan tidur siang setiap hari, ini baik-baik saja. Peringatan itu muncul ketika orang mulai tidur di siang hari, padahal sebelumnya tidak," ujar Grinberg, dikutip dari The Guardian.
Beberapa studi menunjukkan, tidur siang dapat mengurangi stres dan meningkatkan fungsi kognitif. Namun, satu studi menunjukkan tidur siang dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, seperti dalam studi Alzheimer, dapat menjadi penanda yang mendasari adanya masalah tertentu.