Jumat 30 Aug 2019 07:13 WIB

Benarkah Jus Buah Menyehatkan untuk Anak?

Menyajikan buah segar untuk anak jauh lebih sehat dibanding jus.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Jus buah
Foto: Max Pixel
Jus buah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jus buah mungkin tampak sebagai alternatif yang menyenangkan agar anak mau lebih banyak mengonsumsi buah. Anggapan bahwa jus buah menyehatkan ternyata tidak sepenuhnya benar, setidaknya untuk anak-anak.

Indian Academy of Paediatrics (IAP) merekomendasikan orang tua untuk tidak menawarkan jus buah pada bayi maupun anak kecil berusia di bawah dua tahun. Rekomendasi ini berlaku baik untuk jus buah segar maupun jus buah kemasan.

Baca Juga

Rekomendasi yang dikeluarkan IAP tak hanya menyangkut bayi dan anak-anak keci. IAP juga merekomendasikan agar anak berusia antara 2-18 tahun sebaiknya membatasi atau bahkan menjauhi jus buah, minuman buah, maupun minuman bergula lainnya.

Sekalipun anak ingin tetap meminum jus buah, ada batasan yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua. Anak berusia 2-5 tahun sebaiknya membatasi konsumsi jus buah menjadi maksimal 125 mililiter per hari atau sekitar setengah cangkir. Konsumsi jus buah pada anak berusia di atas lima tahun sebaiknya dibatasi menjadi maksimal 250 mililiter per hari.

"Dan jus yang diberikan harus jus buah segar," ungkap spesialis anak senior dari Ram Manohar Lohia Hospital Dr Hema Gupta Mittal, seperti dilansir Times of India.

Alasan konsumsi jus buah segar maupun kemasan perlu dibatasi adalah kandunagn kalorinya yang tinggi. Selain itu, jus buah segar maupun kemasan juga umumnya memiliki kandungan gula yang tinggi.

Menyajikan potongan-potongan buah segar untuk anak jauh lebih sehat dibandingkan menyajikan buah dalam bentuk jus. Buah-buahan utuh nan segar dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan proses tumbuh kembang anak.

"Buah utuh membantu dalam perkembangan otot, dan baik untuk kesehatan gigi juga," jelas Mittal.

Selain jus buah, IAP juga merekomendasikan agar anak berusia di bawah lima tahun tidak mengonsumsi minuman berkafein seperti minuman bersoda, teh, dan kopi. Pada anak-anak usia sekolah dan remaja, konsumsi teh atau kopi juga perlu dibatasi.

Pada anak usia 5-9 tahun, batas maksimal konsumsi teh dan kopi adalah 100 mililiter per hari, atau sekitar setengah cangkir. Pada remaja, batas maksimal konsumsi teh dan kopi asalah 200 mililiter per hari atau sekitar satu cangkir. Batasan ini hanya berlaku bila anak tidak mengonsumsi produk berkafein lainnya dalam hari yang sama.

Konsumsi minuman bergula secara berlebih akan kerap berkaitan dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Konsumsi minuman bergula secara berlebih juga berkaitan dengan risiko masalah kardiometabolik pada anak-anak dan remaja.

"Asupan minuman berkafein dapat berkaitan dengan gangguan tidur," terang panduan IAP.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement