REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella typhii yang menginfeksi tubuh manusia. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja dan sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Nata Pratama SpPD mengatakan sebagai negara dengan wilayah endemis tifoid, setiap tahun kejadian tifoid masih cukup tinggi di Indonesia. Pencegahan demam tifoid dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain peningkatan kebersihan diri dan sanitasi untuk menurunkan insidensi demam tifoid.
"Cara ini contohnya cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. penyediaan air bersih dan pembuangan, serta pengelolaan sampah kemudian menjaga kebersihan pribadi, dan menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi," tutur dia berdasarkan rilis yang diterima Republika, Ahad (1/9)
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, seseorang juga perlu mendapatkan vaksinasi untuk mencegah demam tifoid. Vaksinasi dilakukan sebagai tindakan pencegahan penyakit serta sebagai tindakan pertahanan dan perlindungan terbaik terhadap infeksi dan berbagai penyakit.
Vaksin tifoid sangat dianjurkan terutama untuk anak usia sekolah, orang dewasa, petugas kuliner yang berhubungan dengan makanan dan minuman, serta wisatawan yang akan bepergian di wilayah endemik demam tifoid. Ia pun mengingatkan bahwa tifoid tidak dapat dianggap remeh, terlebih bila menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh anak cenderung masih lemah dan belum sekuat orang dewasa.
"Pemberian vaksinasi dapat menjadi salah satu langkah pencegahan demam tifoid. Vaksin tifoid dapat diberikan pada anak sejak usia dua tahun hingga dewasa, dimana dianjurkan untuk diulang setiap tiga tahun. Vaksin tifoid dapat berupa oral ataupun suntikan, dimana untuk di Indonesia saat ini yang beredar adalah suntikan,” ujar dia saat menjadi pembicara “Vaksinasi sebagai Salah Satu Cara Pencegahan Demam Tifoid” di Paviliun B Siloam Hospitals Lippo Village.
Paviliun B Siloam Hospitals Lippo Village merupakan pengembangan dan perluasan dari Siloam Hospitals Lippo Village. Berdiri sejak Maret 2012, Paviliun B Siloam Hospitals Lippo Village merupakan rumah sakit umum dengan kapasitas 250 tempat tidur dan berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang terus meningkat. Paviliun B Siloam Hospitals Lippo Village telah bekerjasama BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen, PT Asabri, dan jaminan pemerintah lainnya.