Selasa 03 Sep 2019 16:08 WIB

Makan Kacang Tekan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Studi terbaru menunjukkan peran kacang dalam menekan risiko penyakit kardiovaskular.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Kacang-kacangan merupakan salah stau makanan kaya serat.
Foto: Pixabay
Kacang-kacangan merupakan salah stau makanan kaya serat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Penelitian terbaru menemukan bahwa makan kacang setidaknya dua kali sepekan tampaknya membantu menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan di Isfahan Cardiovascular Research Institute, Iran.

Studi tersebut dikerjakan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan antara mengkonsumsi kacang dan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian pada populasi di Iran. Sebanyak 5.432 orang dewasa berusia 35 tahun dan lebih tua tanpa riwayat penyakit kardiovaskular direkrut sebagai responden.

Baca Juga

Para peserta dipilih secara acak dari daerah perkotaan dan pedesaan di wilayah Isfahan, Arak, dan Najafabad. Peneliti juga memilih asupan kacang mereka secara acak, termasuk kacang kenari, almond, pistachio, hazelnut, dan biji-bijian. Mereka diukur menggunakan kuisioner frekuensi makanan.

Para peneliti kemudian memantau para peserta untuk mencatat tingkat kejadian kerdiovaskular dan kematian, termasuk penyakit jantung koroner, strok, penyakit kardiovaskular total, dan kematian karena sebab apapun, serta kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Temuan yang dipresentasikan di Kongres European Society of Cardiology 2019 bersama dengan Kongres Kardiologi Dunia menunjukkan bahwa mengkonsumsi kacang dua kali atau lebih per pekan dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 17 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan makan kacang dua pekan sekali. Hasilnya juga masih berlaku bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, merokok, dan aktivitas fisik.

Menurut penulis penelitian Dr Noushin Mohammadifard, kacang adalah sumber lemak tak jenuh yang baik dan mengandung sedikit lemak jenuh.

“Mereka juga memiliki protein, mineral, vitamin, serat, pitosterol, dan polifenol yang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Studi-studi Eropa dan Amerika Serikat terkait kacang-kacangan dengan perlindungan kardiovaskular tetapi ada bukti terbatas dari Kawasan Mediterania Timur,” kata Mohammadifard, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Selasa (3/9).

Menurut pedoman ESC, mengonsumsi 30 gram kacang tawar setiap hari adalah bagian dari diet sehat, meskipun pedoman itu mengenali jumlah kalori kacang tinggi. Mohammadifard menyatakan bahwa kacang segar mentah adalah yang tersehat.

"Kacang harus segar karena lemak tak jenuh bisa teroksidasi menjadi basi dan menjadi berbahaya. Anda bisa tahu apakah kacang tengik dengan baunya yang seperti cat dan rasanya pahit atau asam," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement