Rabu 04 Sep 2019 03:36 WIB

Orang Optimistis Bisa Hidup Lebih Lama

Orang yang lebih optimis mungkin dapat mengatur emosi dan perilaku.

Rep: Umi Soliha/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasangan panjang umur/ilustrasi
Foto: imedicare.com
Pasangan panjang umur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebuah studi baru menunjukkan, seseorang yang memandang kehidupan dengan penuh positif dan optimis dapat hidup lebih lama. Menurut para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston di AS, orang-orang dengan optimisme yang besar lebih mungkin hidup sampai usia 85 atau lebih.

Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, didasarkan pada 69.744 wanita dari Nurses 'Health Study dan 1.429 pria dari Veteran Affairs Normative Aging Study. Para wanita berusia antara 58 dan 86 ketika mereka menyelesaikan penilaian optimisme pada tahun 2004. Status kematian mereka dilacak hingga 2014.

Baca Juga

Rentang usia pria adalah 41 hingga 90 tahun ketika mereka menyelesaikan penilaian optimisme pada tahun 1986, dan status kematian mereka juga dilacak hingga 2016.

Ketika para peneliti membandingkan para peserta dengan tingkat optimisme awal mereka, mereka menemukan bahwa rata-rata pria dan wanita yang paling optimis memiliki umur 11 hingga 15 persen lebih lama. Mereka juga memiliki peluang 50 hingga 70 persen lebih besar untuk mencapai usia 85, dibandingkan dengan kelompok yang paling tidak optimistis.

"Sementara penelitian telah mengidentifikasi banyak faktor risiko untuk penyakit dan kematian dini, kita relatif kurang tahu tentang faktor-faktor psikososial positif yang dapat mendorong penuaan yang sehat,” ujar Lewina Lee, asisten profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Boston, seperti dilansir dari Independent.co.uk, Rabu (4/9).

Studi ini memiliki relevansi kesehatan masyarakat yang kuat karena menunjukkan bahwa optimisme adalah salah satu aset psikososial yang memiliki potensi untuk memperpanjang umur manusia. "Yang menarik, optimisme dapat dimodifikasi menggunakan teknik atau terapi yang relatif sederhana,”imbuhnya.

Para peneliti menyatakan bahwa mereka tidak jelas bagaimana tepatnya optimisme membantu orang untuk hidup lebih lama. Namun, mereka menunjuk ke analisis lain yang menunjukkan bahwa orang yang lebih optimis mungkin dapat mengatur emosi dan perilaku, dan bangkit kembali dari stres dan kesulitan lebih efektif.

"Studi kami berkontribusi pada pengetahuan ilmiah tentang aset kesehatan yang dapat melindungi terhadap risiko kematian dan mempromosikan penuaan yang tahan lama," tambah Lee.

Dia berharap temuan itu akan menginspirasi penelitian lebih lanjut tentang intervensi untuk meningkatkan aset kesehatan positif yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dengan penuaan. Sementara orang yang optimis mungkin akan hidup lebih lama, sebuah penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa pesimistis adalah yang paling sukses.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal European Economic Review, menemukan bahwa pemikir optimis yang bekerja sendiri lebih mungkin menderita kegagalan keuangan karena memiliki prospek yang tidak realistis. Sementara itu, para pesimis, mereka yang ramalannya tidak sesuai dengan realisasi mereka  memperoleh 30 persen lebih banyak daripada yang optimistis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement