Rabu 04 Sep 2019 15:42 WIB

Angka Obesitas Ancam Defisit di BPJS

Obesitas akan mengarah ke munculnya penyakit tidak menular.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Petugas melayani warga di Kantor Pelayanan BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Matraman, Jakarta, Selasa (3/8/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas melayani warga di Kantor Pelayanan BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Matraman, Jakarta, Selasa (3/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kesehatan olahraga menyebutkan prevalensi obesitas di Indonesia saat ini akan menjadi ancaman bagi defisit BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional lima tahun ke depan. Obesitas menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit menular.

Dokter spesialis kesehatan olahraga dari RS Metropolitan Medical Centre dr Zaini K Saragih Sp.KO dalam temu media Hari Olahraga Nasional di Kementerian Kesehatan Jakarta, Rabu (4/9), menyebutkan tingginya angka obesitas di Indonesia dikarenakan berbagai faktor salah satunya kurang aktivitas fisik. Zaini menjelaskan kondisi obesitas akan mengarah pada penyakit tidak menular. Seperti strok, penyakit jantung, diabetes, gagal ginjal dan lainnya yang sebagian besar membebani biaya program JKN.

Baca Juga

"Ini nanti akan jadi beban di lima tahun mendatang. Orang yang mengidap penyakit tidak menular saat ini, itu dampak dari lima tahun ke belakang," kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dalam Riset Kesehatan Dasar prevalensi obesitas orang dewasa terus meningkat. Pada tahun 2007 angkanya 10,5 persen, 2013 14,8 persen, dan pada 2018 mencapai 21,8 persen.