Kamis 05 Sep 2019 16:04 WIB

Risiko Kesehatan yang Mengintai Pekerja Kantoran

Duduk di kantor berjam-jam, pekerja memiliki risiko kesehatan yang tak sepele.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit di bagian belakang tubuh banyak terjadi pada pekerja kantoran yang kurang bergerak.
Foto: flickr
Sakit di bagian belakang tubuh banyak terjadi pada pekerja kantoran yang kurang bergerak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Menghabiskan sebagian besar waktu kerja dengan duduk di depan komputer bukanlah kebiasaan yang sehat. Bekerja dalam posisi duduk statis selama berjam-jam tidak hanya dapat memicu penyakit ringan, namun juga penyakit serius.

Dokter kesehatan kerja dr Hennessy Kurniawan menjelaskan, masalah kesehatan yang biasa dialami pekerja kantoran, antara lain mulai dari pegal-pegal, flu, "masuk angin", kolesterol tinggi, obesitas, hingga gangguan jantung. Ia mengatakan, itulah risiko penyakit akibat sering duduk di depan komputer dan tidak melakukan gerakan fisik.

"Apalagi kalau banyak makan, ngemil, jadinya obesitas dan kolesterol. Obesitas kan salah satu pemicu penyakit jantung,” kata Hennessy usai peresmian Klinik YPK Mandiri Jakarta, Kamis (5/9).

Dia mengungkapkan, sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) setiap orang wajib melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap harinya. Untuk itu, pekerja kantoran pun harus bisa menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik disela-sela pekerjaannya.

“Tidak perlu ribet-ribet. Pokoknya ketika sempat lakukan saja gerakan stretching, mulai dari kepala, pundak, tangan, hingga kaki. Gerakan sederhana itu bisa dilakukan di ruang kerja dan tidak harus langsung 30 menit, bisa dicicil,” kata Hennessy.

Selain rutin melakukan gerakan fisik, ia juga menyarankan agar para karyawan rutin minum air putih. Konsumsi air putih yang cukup, sangat penting agar tubuh tetap terhidrasi. Karena bekerja di ruangan ber-AC tidak akan luput dari kekurangan cairan.

Pada sejatinya, menurut Hennessy, solusi dari masalah kesehatan para karyawan cukup sederhana. Hanya saja, hingga kini masih banyak karyawan atau bahkan perusahaan yang belum peduli akan kesehatan bekerja.

“Masih banyak yang belum peduli akan hal itu, baik karyawan, perusahaan, atau bahkan pemerintah. Padahal karyawan itu kan aset perusahaan ya, dan karyawan juga akan rugi kalau sakit dia harus berobat dan lainnya,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement