Rabu 11 Sep 2019 16:28 WIB

Mengapa Pria Lebih Rentan Alami Kebotakan?

Kebotakan lebih banyak dialami oleh pria dibandingan dengan wanita.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
botak
Foto: passionmagz.com
botak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rambut rontok merupakan salah satu masalah penampilan yang banyak dikeluhkan. Siapakah yang lebih sering mengalaminya, pria atau wanita?

"Data menunjukan masalah kerontokan rambut ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita," ujar dokter spesialis bedah plastik RSKB Bina Estetika, Dr Marie Valentine SpBP, di sela acara diskusi media dalam rangka perayaan ulang tahun RSKB Bina Estetika ke-26 di Jakarta, belum lama ini.

Sejatinya, setiap harinya lebih kurang 100 helai rambut mengalami kerontokan. Namun, di hari yang sama rambut baru tumbuh.

Sementara itu, kerontokan rambut yang memengaruhi kulit kepala atau anggota tubuh lainnya dapat disebabkan adanya faktor keturunan, perubahan hormonal, dan kondisi kesehatan tertentu. Marie menjelaskan, penggunaan obat-obatan juga dapat berperan dalam kerontokan rambut.

Pada populasi pria, menurut Marie, kerontokan rambut terjadi pada separuh dari populasi pria usia diatas 50 tahun. Kondisi itu disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dehidrotestoteron (DHT) atau reseptor DHT yang berlebih di folikel rambut.

Selanjutnya, ketidakseimbangan hormon tersebut menjadikan folikel rambut mengecil dan membuat rambut rontok di bagian depan atau dikenal sebagai hairline dan semakin meluas ke bagian tengah belakang. Pola hidup dan pola makan serta stres yang tinggi diduga menjadi faktor pemicu kebotakan lebih dini.

Penggunaan obat tertentu juga memicu terjadinya kerontokan rambut, obat obatan yang dimaksud di antaranya antidepresan, obat-obatan pada penderita artritis sendi, obat-obat penderita jantung, hingga obat anti hipertensi. Demikian halnya pada individu yang sedang menjalankan prosedur radioterapi.

Menurut Marie, hair loss atau botak mengacu pada kerontokan rambut secara berlebih di kulit kepala. Usia merupakan faktor yang paling berperan penting pada kondisi ini.

“Ada yang mencoba menutupi kebotakan dengan topi untuk mengatasinya, namun ada juga yang memilih prosedur perawatan kulit kepala mulai dari penggunaan obat-obatan, laser terapi, hingga transplantasi rambut,” paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement