REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rambut rontok merupakan salah satu masalah penampilan yang banyak dikeluhkan. Siapakah yang lebih sering mengalaminya, pria atau wanita?
"Data menunjukan masalah kerontokan rambut ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita," ujar dokter spesialis bedah plastik RSKB Bina Estetika, Dr Marie Valentine SpBP, di sela acara diskusi media dalam rangka perayaan ulang tahun RSKB Bina Estetika ke-26 di Jakarta, belum lama ini.
Sejatinya, setiap harinya lebih kurang 100 helai rambut mengalami kerontokan. Namun, di hari yang sama rambut baru tumbuh.
Sementara itu, kerontokan rambut yang memengaruhi kulit kepala atau anggota tubuh lainnya dapat disebabkan adanya faktor keturunan, perubahan hormonal, dan kondisi kesehatan tertentu. Marie menjelaskan, penggunaan obat-obatan juga dapat berperan dalam kerontokan rambut.
Pada populasi pria, menurut Marie, kerontokan rambut terjadi pada separuh dari populasi pria usia diatas 50 tahun. Kondisi itu disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dehidrotestoteron (DHT) atau reseptor DHT yang berlebih di folikel rambut.
Selanjutnya, ketidakseimbangan hormon tersebut menjadikan folikel rambut mengecil dan membuat rambut rontok di bagian depan atau dikenal sebagai hairline dan semakin meluas ke bagian tengah belakang. Pola hidup dan pola makan serta stres yang tinggi diduga menjadi faktor pemicu kebotakan lebih dini.
Penggunaan obat tertentu juga memicu terjadinya kerontokan rambut, obat obatan yang dimaksud di antaranya antidepresan, obat-obatan pada penderita artritis sendi, obat-obat penderita jantung, hingga obat anti hipertensi. Demikian halnya pada individu yang sedang menjalankan prosedur radioterapi.
Menurut Marie, hair loss atau botak mengacu pada kerontokan rambut secara berlebih di kulit kepala. Usia merupakan faktor yang paling berperan penting pada kondisi ini.
“Ada yang mencoba menutupi kebotakan dengan topi untuk mengatasinya, namun ada juga yang memilih prosedur perawatan kulit kepala mulai dari penggunaan obat-obatan, laser terapi, hingga transplantasi rambut,” paparnya.