Sabtu 21 Sep 2019 13:28 WIB

Lansia Lawan Osteoporosis

Osteoporosis harus diantisipasi sejak dini.

Rep: Achmad Syalaby Ichsan/ Red: Irwan Kelana
Petugas memeriksa kadar massa tulang lansia dengan Osteosys.
Foto: Dok UPN Veteran Jakarta
Petugas memeriksa kadar massa tulang lansia dengan Osteosys.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala osteoporosis kerap melanda kaum lanjut usia (lansia). Saat usia manusia sudah menyentuh di atas 50 tahun, tulang akan berisiko mengalami penipisan dan mudah patah. Perempuan pun mengalami risiko terbesar osteoporosis dengan kasus mencapai 50 persen.

Untuk  mencegah gejala osteoporosis dini, Dr dr Basuki Supartono SpoT, FICS, MARS, dan para dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, melakukan sosialisasi kepada lebih dari 100  lansia. Sosialisasi dilakukan di Posbindu Gelatik, RT 01/06, Tugu, Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (20/9) pagi. Sosialisasi diisi dengan pemeriksaan kesehatan dan ceramah kesehatan dengan judul “Pencegahan Osteoporosis pada Perempuan Monopause”.

Dua macam pemeriksaan kesehatan dilakukan. Pertama adalah pemeriksaan dengan alat Osteosys. Lewat alat tersebut, kadar kepadatan massa tulang para lansia diukur. 

Osteosys memiliki indikator yang berisi data tingkat kepadatan tulang.  Ketika berstatus hijau berarti kondisi tulang bagus. Jika statusnya kuning harus hati-hati. Lansia harus mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung kalsium tinggi. Ketika indikator merah, maka lansia itu harus segera mendapatkan treatment khusus untuk meningkatkan kalsium.