Jumat 27 Sep 2019 13:00 WIB

Kenali Penyebab Sembelit Saat Bepergian

Sembelit terkadang menyerang orang saat bepergian.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ada kalanya sembelit menyerang saat bepergian. Untuk mencegahnya, hindari makanan yang memproduksi gas 12 jam sebelum penerbangan.
Foto: Dailymail
Ada kalanya sembelit menyerang saat bepergian. Untuk mencegahnya, hindari makanan yang memproduksi gas 12 jam sebelum penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berwisata seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hanya saja, kegiatan menyenangkan ini terkadang dirusak oleh keluhan sembelit yang memunculkan rasa tidak nyaman selama berjalan-jalan.

Sembelit alias konstipasi yang muncul selama bepergian dapat dipicu oleh beragam faktor. Salah satunya adalah jadwal kegiatan yang berubah selama berjalan-jalan. Perubahan selama berjalan-jalan ini, misalnya, membuat orang lupa meminum obat atau menjalankan pola makan yang berbeda dari biasanya.

Baca Juga

"Pada saat berlibur, orang cenderung menyantap makanan cepat saji," ujar profesor di bidang gastroenterologi dan ilmu gizi dari Michigan Medicine William Chey, seperti dilansir Huffington Post.

Faktor lain yang dapat memengaruhi kecenderungan sembelit selama travelling adalah tidur. Ada banyak faktor yang membuat seseorang mengalami kurang tidur selama berjalan-jalan, misalnya perbedaan zona waktu. Kondisi ini dapat berimbas pada rutintitas ke kamar mandi yang pada akhirnya memicu sembelit.

"Walaupun tidur bukanlah hal yang berkaitan dengan pola makan, tapi tidur mengubah rutinitas," jelas ahli gastroenterologi dan associate professor dari The Ohio State University Wexner Medical Center Darrell Gray.

Gray mencontohkan, seseorang yang tinggal di Barat, misalnya, terbiasa bangun pagi dan buang air besar di pagi hari. Namun, ketika orang tersebut melancong ke wilayah Asia, rutinitas ke kamar mandi di pagi hari ini akan terganggu.

Faktor pemicu dehidrasi lainnya selama travelling adalah dehidrasi. Dehidrasi selama berjalan-jalan sangat mungkin terjadi, khususnya ketika sedang berada di dalam penerbangan jarak jauh. Oleh karena itu, ada baiknya memperbanyak minum air saat masih berada di bandara dan membawa air minum ketika hendak memasuki pesawat.

Faktor psikologis juga dapat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami konstipasi saat berjalan-jalan. Stres yang muncul saat bepergian juga dapat memicu timbulnya gejala-gejala pencernaan seperti konstipasi.

Walaupun faktor-faktor pemicu konstipasi ini sangat umum ditemukan selama berlibur, bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah konstipasi. Salah satu cara mudahnya adalah mengonsumsi probiotik serta mengonsumsi pencahar alami, seperti magnesium atau buah-buahan untuk memperlancar proses pencernaan.

Beberapa buah memang dapat memicu keluhan perut kembung atau bergas. Namun, ada buah-buahan yang tidak memunculkan keluhan ini ketika dikonsumsi, misalnya buah kiwi.

Gray juga menyarankan para pelancong untuk memperbanyak asupan serat dan minum selama berjalan-jalan. Bila diperlukan, serat tambahan bisa didapatkan melalui suplemen hingga biskuit kaya serat.

"Pastikan Anda minum air putih sebelum check in, Anda juga perlu bangun dan bergerak di dalam pesawat meskipun tidak sedang ingin ke kamar mandi. Bergerak dapat mendorong motilitas usus," ujar Gray.

Sebelum melakukan penerbangan jarak jauh, lebih baik menghindari beragam makanan yang memproduksi gas. Contoh dari makanan tersebut adalah produk susu, gandum, bawang putih, dan bawang bombay. Hindari makanan-makanan ini minimal 12 jam sebelum penerbangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement