REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di France’s Inserm, latihan fisik yang berlebihan dapat mempengaruhi otak. Mereka menemukan latihan berlebihan dapat menghasilkan efek yang sama dengan upaya mental pada otak dan mengarah pada pengambilan keputusan impulsif.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Direktur Riset Inserm di Brain & Spine Institute Mathias Pessiglione menganalisis penyebab dan efek dari fenomena yang dikenal sebagai sindrom overtraining. Diterbitkan di Current Biology, studi mereka menunjukkan kelelahan yang disebabkan oleh terlalu banyak latihan fisik mirip dengan mekanisme yang diamati, ketika otak melakukan aktivitas kognitif yang intens.
Tim Prof. Pessiglione mengambil kesimpulan setelah mengikuti 37 triatheles selama sembilan pekan. Para atlet ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menjalani rutinitas latihan intens mereka seperti biasanya, sementara kelompok kedua menjalani sesi pelatihan yang rata-rata 40 persen lebih lama selama tiga pekan terakhir studi. Dievaluasi di Brain & Spine Institute, para peserta menjalani ujian MRI fungsional dan perilaku mereka dipantau selama penelitian.
Seperti yang dilansir dari Malay Mail, Sabtu (28/9), Prof. Pessiglione dan koleganya mengamati upaya fisik yang intens mempengaruhi area korteks lateral prefrontal. Area ini memainkan peran mendasar dalam pengambilan keputusan dan impulsif. Dalam situasi seperti ini, kepuasan jangka pendek lebih disukai daripada tujuan jangka panjang. Pada atlet tingkat tinggi, mereka dapat mengalami hal ini.
Misalnya, membuat mereka berhenti di tengah-tengah kinerja olahraga atau tiba-tiba meninggalkan kompetisi untuk menghentikan rasa sakit yang dirasakan selama aktivitas fisik. Para peneliti melangkah lebih jauh, menyimpulkan kelelahan dan pengurangan fungsi kognitif mungkin merupakan langkah pertama dalam pengembangan kelelahan profesional,.
Hal tesebut merupakan sebuah fenomena yang jauh melampaui domain atletik. Mereka kemudian berharap dapat merancang praktek untuk membantu mencegah sindrom burn out pada atlet.