Selasa 01 Oct 2019 05:27 WIB

Kemenkes Minta Waspadai Penyebaran Polio dari Filipina.

Masyarakat diminta melakukan imunisasi dasar lengkap ke anak-anak.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Petugas medis menyuntikkan vaksin polio ke seorang balita saat dimulainya Introduksi Vaksin Polio Suntik (IPV) 2016 di Gianyar, Bali, Jumat (22/7).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Petugas medis menyuntikkan vaksin polio ke seorang balita saat dimulainya Introduksi Vaksin Polio Suntik (IPV) 2016 di Gianyar, Bali, Jumat (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI menyatakan masyarakat Indonesia perlu mewaspadai kemungkinan penyebaran virus polio yang saat ini mewabah di Pulau Mindanao dan Pulau Luzon, Filipina. Saat ini di Filipina sedang terjadi wabah polio.

"Jadi wabah polio saat ini terjadi di negara tetangga kita, di Filipina, baik di Ibu Kota Manila sendiri maupun di Luzon," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes Anung Sugihartono di Kemkes Jakarta, Senin (30/9).

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa ada hubungan wilayah yang sangat erat antara Filipina bagian selatan dan warga Indonesia di sekitar perbatasan, selain juga di Pulau Miangas, Sulawesi Utara. "Karena hampir setiap kali ada transmisi atau migrasi orang dari Mindanao ke wilayah Indonesia, kita perlu mewaspadai sejak sekarang," katanya.

Kewaspadaan tersebut perlu dilakukan mengingat vaksinasi polio meskipun efektif, masih menghadapi tantangan selain cakupan imunisasi yang belum merata di Indonesia. Semua pihak perlu mengantisipasi sekaligus menyiapkan masyarakat agar tidak terinfeksi penyakit polio mengingat adanya kedekatan wilayah antara Filipina dengan wilayah Indonesia, baik secara langsung atau tidak langsung.

"Melalui transportasi udara karena ada penerbangan langsung ke Sulawesi Barat dari Mindanao. Kemudian dari Miangas ke Pulau Luzon selain juga perjalanan kapal, termasuk orang dari Maluku Utara, Papua Barat dan Sulawesi Barat yang saat ini mulai jadi tempat pengiriman tenaga kerja," tuturnya.

Upaya yang harus dilakukan untuk membasmi polio adalah dengan imunisasi minimal 95 persen kepada kelompok sasaran. Imunisasi tersebut harus dilakukan secara terus menerus antara dua atau tiga bulan sekali dan juga secara berkualitas.

Saat ini, vaksinasi polio, katanya dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan ditetesi dan dengan disuntik.

Saat ini, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kemkes menemukan virus polio yang menyebabkan kelumpuhan yang terjadi di beberapa negara seperti China, Myanmar, Papua Nugini dan Filipina.

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu mewaspadai dan menyadari perlunya imunisasi dan perlindungan karena ancaman penularan yang semakin dekat dan nyata. "Sementara coverage imunisasi kita baru mencapai 87 persen pada 2018."

Selain itu juga perlu dibuktikan bahwa tidak semua lumpuh layu, yang identik dengan polio, tidak disebabkan oleh virus polio, khususnya pada anak balita atau di bawah 15 tahun.

Berikutnya, karena Indonesia masih memberikan vaksin tetes yang masuk ke saluran pencernaan dan terbuang melalui veses, maka juga harus dibuktikan bahwa virus yang terbuang yang ada di veses tidak mencemari lingkungan melalui pengawasan polio lingkungan.

Sejauh ini, pengawasan polio lingkungan tidak menemukan virus polio yang berbahaya atau yang dari turunan vaksin. Hal tersebut membuktikan bahwa orang yang mengalami lumpuh layu tidak dikarenakan polio.

Dia berharap, masyarakat mewaspadai kemungkinan penyebaran virus polio dengan cara melakukan imunisasi dasar lengkap bagi anak-anak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement