REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama 10 tahun terakhir, lebih dari 200 bayi meninggal atau terluka karena mengalami shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang di Inggris. Minimnya pengetahuan orang tua terhadap sindrom ini mengakibatkan banyak bayi menjadi korban.
Sindrom bayi terguncang secara medis disebut sebagai abusive head trauma (AHT), menggambarkan tanda-tanda dan gejala yang dihasilkan dari guncangan keras seorang bayi. Penelitian menunjukkan bahwa sindrom ini seringkali dipicu oleh orang tua yang kehilangan kontrol saat ingin menghibur dan menghentikan tangisan bayi. Mereka mengayun-ayun, menepuk atau mengguncang bayi secara berlebihan.
Efek whiplash yang dihasilkan dari mengayun atau guncangan tadi dapat menyebabkan patah tulang atau mengakibatkan pendarahan di otak bayi. Bayi baru lahir hingga berusia empat bulan, memiliki risiko cedera terbesar karena sindrom ini.
Adapun efek jangka pendek dari mengguncang bayi adalah bayi akan kesulitan bernapas, mudah tersinggung, muntah hingga kejang. Sedangkan jangka panjang, bayi dapat mengalami kesulitan belajar, gangguan kognitif hingga berujung kematian.
"Kami tahu bahwa banyak orang tua yang mengayun-ayunkan bayi mereka melakukannya tanpa sengaja, dan melakukannya secara refleks saat bayi menangis," kata ketua Nasional Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) UK, Helen Westerman dilansir Huffington Post, Selasa (8/10).
Lalu bagaimana untuk meminimalisir risiko sindrom ini? Helen mengimbau agar orang tua atau penjaga bayi tidak langsung panik saat bayi menangis. Hadapi dengan tenang, dan segeralah mencari tahu apa penyebab bayi menangis. Apakah mungkin bayi merasa lapar, lelah, ngantuk atau perlu diganti popoknya? Jadi, tidak relevan lagi mengayun-ayunkan untuk menghentikan tangisan bayi.
Saat ini di daerah Yorkshire, Inggris, terdapat sebuah program bernama ICON yang mendukung orang tua mengantisipasi sindrom bayi terguncang. Program itu memberikan wawasan kepada para orang tua tentang bagaimana mengatasi bayi yang sedang menangis tanpa harus membuat dia terguncang.
“Bayi menangis itu normal, apalagi saat usianya lebih dari 2 minggu. Tapi yakinilah bahwa tangisannya akan berhenti. Selalu memberi rasa nyaman kepada bayi menjadi pilihan tepat untuk bisa menenangkan dan meredakan tangisan. Cek apakah bayinya lapar, lelah, atau perlu diganti popok?” demikian pernyataan ICON.