Kamis 10 Oct 2019 01:50 WIB

BPOM: Cemaran NDMA pada Ranitidine Melebihi Ambang Batas

Ranitidine suntik disebut tercemar NDMA, zat yang dapat memicu kanker.

Jarum suntik. Ilustrasi
Foto: Reuters
Jarum suntik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan menyebut, obat tukak lambung dan tukak usus yang mengandung ranitidine atau ranitidin berbahaya jika dikonsumsi di atas ambang batas per hari. Menurut BPOM, ranitidine mengandung bahan cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

"Studi global memutuskan nilai ambang batas cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable daily intake), ia bersifat karsinogenik jika dikonsumsi di atas ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama," demikian siaran pers tersebut, dikutip dari laman BPOM, Rabu.

Baca Juga

Adapun maksud dari karsinogenik adalah zat-zat yang dapat memicu kanker. US Food and Drug Administration (US FDA) dan European Medicine Agency (EMA) juga meninjau keamanan dari produk mengandung ranitidine. US FDA dan EMA menyebut NDMA merupakan turunan zat Nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami.

Atas dasar ambang batas itu, BPOM menjadikan dasar dalam mengawal keamanan obat yang beredar di Indonesia sehingga sejumlah produk mengandung ranitidine ditarik. Sejumlah produk yang ditarik semuanya merupakan ranitidine suntik.

Selain cairan injeksi ranitidine 25 mg/mL dengan pemegang izin edar PT Phapros Tbk, Zantac cairan injeksi 25 mg/mL (PT Glaxo Wellcome Indonesia) dan Rinadin sirup 75 mg/5mL (PT Global Multi Pharmalab) turut ditarik. Demikian juga dengan Indoran cairan injeksi 25 mg/mL dan Ranitidine cairan injeksi 25 mg/mL yang keduanya dimiliki izin edarnya oleh PT Indofarma.

BPOM saat ini sedang melakukan pengambilan dan pengujian beberapa sampel produk ranitidine. Hasil uji sebagian sampel mengandung cemaran NDMA dengan jumlah yang melebihi batas yang diperbolehkan. Pengujian dan kajian risiko akan dilanjutkan terhadap seluruh produk yang mengandung ranitidine.

BPOM telah memerintahkan kepada industri farmasi pemegang izin edar produk tersebut untuk melakukan penghentian produksi dan distribusi serta melakukan penarikan kembali seluruh produk dari peredaran. BPOM akan terus memperbaharui informasi sesuai dengan data yang terbaru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement