REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Anda penggemar ikan asin, waspadalah. Jangan terlalu sering mengonsumsi ikan asin. Sebab ikan asin ini ternyata dapat memicu kanker nasofaring.
Kanker nasofaring adalah jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar tenggorokan bagian atas. Nasofaring terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut.
Ketika terkena kanker nasofaring, orang akan merasakan sejumlah gejala. Mulai dari adanya berupa benjolan pada tenggorokan, penglihatan kabur, hingga kesulitan membuka mulut.
"Salah satu ciri kanker nasofaring itu keluar darah dari hidung," ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo FINASIM, FACP di sela acara Kalbe Academia for Media, Patient Journey in Oncology Total Solution di Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.
Ikan asin, menurut Aru, mengandung zat nitrosamin yang merupakan faktor pemicu kanker atau bersifat karsinogen. Zat nitrosamin akan muncul dalam proses pengasinan dan penjemuran ikan asin di bawah terik matahari.
Sinar matahari akan bereaksi dengan nitrit (hasil perombakan protein) pada daging ikan sehingga membentuk senyawa nitrosamin. Menurut Aru, ada dua hal jelek pada ikan asin. Pertama ia memiliki kandungan garam yang tinggi. Terlalu banyak konsumsi ikan asin berarti pula tingginya kandungan garam yang masuk dalam tubuh. Kandungan garam berlebih bisa memicu hipertensi.
Yang kedua, menurut Aru, proses penjemuran ikan asin memicu munculnya zat kimia heterocyclic amines (HCAs). Zat ini juga merupakan karsinogen yang memicu kanker.
"Walaupun makan ikan asin sedikit, tapi kalau daya tahan tubuh jelek, kurang makan serat, kurang aktivitas fisik, risiko kanker tetap ada," ujar Aru.
Selain itu, ikan asin biasanya dimakan dengan nasi panas. Nitrosamin pada ikan asin akan terbawa oleh uap panas dari nasi masuk ke dalam kerongkongan.
Bukan hanya itu, ketika makan ikan asin, biasanya akan memicu Anda menambah nasi. Bila dikonsumsi berlebih maka Anda biss kelebihan karbohidrat yang kemudian akan membuat Anda memiliki berat badan berlebih bahkan obesitas. Obesitas ini merupakan salah satu faktor risiko kanker.
Apalagi jika setelah makan, orang menghisap rokok. Zat-zat berbahaya yang ada pada rokok turut berperan dalam memicu kemunculan kanker nasofaring.