Ahad 20 Oct 2019 07:08 WIB

Tanda Tubuh Kelebihan Konsumsi Protein (1)

Kelebihan konsumsi protein bisa mengganggu mood.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Indira Rezkisari
Telur merupakan sumber protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Foto: pixabay
Telur merupakan sumber protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protein merupakan nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan protein, tubuh bisa merasa kenyang, memiliki energi, memperbaiki otot, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Makanan yang mengandung protein dapat dengan mudah dijumpai dan kerap ada dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Namun, rupanya mengonsumsi protein juga memiliki aturan umum terkait jumlah protein yang dikonsumsi per hari.  

Baca Juga

Sebab, Chief Culinary Officer dari Culinary Health Solutions, Ken Immer, mengatakan bahwa kekurangan protein bisa membuat kesehatan terganggu dan kelebihan protein pun memiliki dampak negatif bagi tubuh.

"Terlalu banyak protein dikaitkan dengan penyakit ginjal, sembelit, dan risiko kanker," kata Immer, dilansir di The Healthy.

Lantas, apa saja tanda jika kelebihan mengonsumsi protein? Immer dan ahli gizi diet Kaleigh McMordie memberikan penjelasan tentang cara untuk mengetahui kapan protein yang diasup oleh tubuh sudah terlalu banyak.

Berikut enam tanda konsumsi terlalu banyak protein:

Suasana hati (mood) yang buruk.

Ketika tengah merasa cemas atau memiliki suasana hati yang tidak enak, mungkin perlu mempertimbangkan asupan protein.

"Ketika kita makan terlalu banyak protein, kita sering tidak makan karbohidrat yang cukup, seperti dalam diet rendah karbohidrat atau tinggi protein. Dan otak kita sebenarnya menggunakan gula dari karbohidrat itu," kata Immer.

Karena itu, Immer menyarankan agar mengenali saat terlalu banyak mengganti karbohidrat dengan protein, lalu selisih perbedaannya. Menurutnya, tidak perlu melahap makanan seperti piza untuk mencerahkan suasana hati. Namun, sebagai gantinya, peroleh karbohidrat kompleks dari buah-buahan, yogurt, beras merah, dan makanan biji-bijian gandum.

Sebaiknya, batasi karbohidrat yang terlalu halus, yang bisa membuat lesu dan murung. Tahan diri untuk mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat.

Sulit berkonsentrasi atau gangguan berpikir lainnya

Ketika mengalami kondisi sulit berkonsentrasi, pelupa, tidak fokus atau gangguan lainnya yang membuat mata berkaca-kaca, bisa jadi penyebabnya karena kelebihan protein dalam tubuh. Menurut Immer, gajala sulit fokus atau disebut 'brain fog' itu secara umum juga kemungkinan karena terlalu banyak protein.

Sebab, menurutnya, defisit atau kekurang gula bagi otak dapat menyebabkan otak benar-benar menyusut.

Sementara McMordie mengatakan, terlalu banyak protein berarti kemungkinan anda mengganti asupan karbohidrat. Hal ini menurutnya berisiko, karena karbohidrat adalah sumber energi utama otak. Jika tidak cukup karbohidrat, maka akan berdampak pada sulit berkonsentrasi.

Karena itu, pastikan camilan sehat yang dimakan memiliki keseimbangan yang baik antara karbohidrat dan protein. Sehingga, bisa merasa kenyang tanpa merasa kabur.

Berat badan bertambah

Diet protein tinggi memang dapat memuaskan rasa lapar. Akan tetapi, jika berlebihan, bisa jadi timbangan juga berlebihan. Hal itu, menurut McMordie, terjadi terutama jika memakan protein hewani yang berlebihan atau minuman protein.

Ia menjelaskan, daging kerap berarti lemak ekstra dan juga kalori. Sedangkan banyak minuman protein telah ditambahkan gula untuk membuatnya terasa lebih enak.

"Seiring waktu, terlalu banyak kalori berlebih, tidak peduli dari lemak, gula, atau protein, akan menyebabkan kenaikan berat badan," kata McMordie.

Agar lebih sehat, ia menyarankan untuk mengalihkan diet ke makanan seimbang yang mencakup protein tanpa lemak, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Sebagai aturan umum, ia menyarankan soal takaran konsumsi dari piring.

Setengah dari piring harus berupa buah atau sayuran, seperempatnya berupa protein, dan seperempatnya harus berupa tepung atau biji-bijian. Menurutnya, pola konsumsi ini adalah makanan tinggi protein terbaik untuk menurunkan berat badan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement