Senin 21 Oct 2019 04:15 WIB

Pemberian Makanan pada Anak tidak Boleh Sesuka Hati

Orang tua perlu memerhatikan kuantitas dan kualitas makanan yang cukup.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Memberi makan anak (Ilustrasi)
Memberi makan anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak, Dokter Anik Puryanti mengungkapkan, sejumlah cara memberikan makanan pada anak dengan baik. Upaya-upaya tersebut bertujuan agar asupan gizi yang diterima benar-benar optimal.

Pertama, orang tua tidak boleh sesuka hati memberikan makanan pada anak. Selain tepat waktu, orang tua perlu memerhatikan kuantitas dan kualitas makanan yang cukup. Penyiapan dan penyajiannya harus higienis karena kebersihan bayi perlu dijaga dengan baik.

Baca Juga

"Seperti air dispenser itu gampang, tapi itu nggak bersih sama sekali," kata Anik di Savana Hotel & Convention, Kota Malang.

Jadwal makan anak perlu teratur dan menyesuaikan dengan kondisi rumah. Artinya, orang tua harus memberi jeda paling cepat dua jam antara jadwal makan satu dengan berikutnya. Hal ini penting karena kemampuan pengosongan lambung pada anak sekitar dua jam.

"Jadi kadang setelah dikasih susu, makan, kasih jajan terus susu lagi. Jangan gitu meski ini karena ada keinginan agar anak sehat," jelas Anik.

Menurut Anik, memberi makan secara terus menerus tidak baik untuk lambung anak. Lambung mereka agak sulit merangsang lapar dan kenyang nantinya. Selain tidak baik, tingkat kepuasan anak dalam mengonsumsi makanan juga berkurang.

Di sisi lain, jadwal makan pada anak juga tidak boleh terlalu lama. "Misal suapin anak sampai satu hingga dua jam. Anaknya lari sana ke sini, dua jam baru habis. Itu salah. Maksimal itu 30 menit, kalau lebih jangan dilanjutkan," tegasnya.

Pemberian makanan pada anak juga harus berada dalam lingkungan menyenangkan. Dengan kata lain, orang tua tidak boleh marah dan memaksa anak untuk makan. Cara ini biasanya akan menimbulkan konflik dan traumatik pada anak.

Cara pemaksaan dapat memunculkan memori kurang baik pada anak. Mereka akan selalu takut ketika orang tua tengah membawa piring. "Kalau sudah lihat ibunya bawa piring, jadi takut. Itu pasti sebelumnya pernah dipaksa," katanya.

Selain itu, pemberian makanan pada anak tidak boleh ada distraksi. Kondisi ini semisal anak perlu diberikan sesuatu agar mau makan. Menurutnya, mengajak anak duduk bersama dengan keluarga lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement